[Fiksi Uniek] Ronald Si Belalang Congkak




Petty sedang sibuk menyemburkan air ke tubuhnya yang kepanasan dengan belalainya yang belum terlalu panjang. Hari ini dia diperbolehkan oleh Ibu Gajah untuk bermain sendirian di sungai. Senang sekali hati Petty mendapatkan ijin dari ibunya.

Saat di rumah, setiap kali Petty tak bisa menjangkau tempat makanan dengan belalainya yang masih pendek, Ibu Gajah pasti akan membantunya. Ibunya senang sekali melilitkan belalai panjangnya ke tubuh kecil Petty dan mengangkat Petty ke atas agar bisa mengambil sendiri tempat makanan yang hendak diraih tadi.

Petty selalu merasa bahagia setiap kali mengingat segala kebaikan yang dicontohkan oleh ibunya. Ibu tak pernah menghina ataupun mengejek segala kekurangan yang dimiliki Petty. Misalnya saja bawaannya yang mudah lelah. Berjalan agak jauh sedikit saja Petty pasti akan cepat kelelahan. Ibu Gajah dengan sabar menunggu hingga Petty pulih kembali baru kemudian melanjutkan perjalanan. Ah ibu, sungguh luar biasa cinta dan kagum Petty pada ibunya itu.

Tadi sebelum memberikan ijin kepada Petty untuk bermain di sungai, Ibu Gajah sudah mempersiapkan bekal makanan untuk Petty. Sekotak biskuit gajah dan jus segar kesukaan Petty. Petty meletakkan bekalnya itu di pinggir sungai, nanti selepas bermain air dia akan menikmati bekalnya itu.

Sungguh hari yang sangat menyenangkan untuk bermain. Cuaca cerah, badan sehat dan bekal yang lengkap dari ibu yang sangat mencintainya. Petty tak bisa membayangkan hal yang lebih baik lagi dari ini.

Keasyikannya bermain air tiba-tiba terusik oleh gemerisik ilalang yang ada di pinggir sungai. Semula dikiranya itu ilalang yang tertiup angin saja. Namun lama kelamaan dirasakannya gemerisik itu semakin keras.

Dilangkahkannya kaki menuju ke pinggir sungai. Alangkah terkejutnya dia mendapati pemandangan yang sangat tidak menyenangkan ini. Bekal makanannya sedang coba diambil oleh seekor belalang hitam besar. Belalang itu sibuk mengkoyak bungkus makanannya dengan asyik. Petty pun buru-buru mendekati belalang itu.

"Hai, apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Petty sopan.

Belalang itu langsung membalikkan badan dan memandangnya dengan tatapan galak.

"Memang apa perdulimu pada apa yang kulakukan. Ini tempat bermainku, apapun yang ada di sekitar sini bebas kumanfaatkan sesuka hatiku. Apa kau tidak tau kalau aku ini Ronald, belalang paling tampan dan dikagumi oleh hampir semua penghuni tempat ini?" jawab si belalang dengan ketus.

"Hai Ronald, senang berkenalan denganmu. Namaku Petty, gajah kecil yang tinggal di lembah sebelah utara sana," lanjut Petty tanpa mengindahkan ucapan kasar Ronald tadi. "Aku hanya ingin tau, apa yang sedang kaulakukan pada bekal makananku itu tadi. Kalau kamu mau, aku bisa membaginya denganmu. Bagaimana, kau suka?" Petty tetap berbicara dengan sopan seperti yang diajarkan oleh Ibu Gajah meskipun Ronald si belalang hitam tadi telah berlaku tidak sopan padanya.

Petty meraih kotak makanan dan membukanya, kemudian menawarkannya pada Ronald. Namun bukannya menyambut dengan baik, Ronald malah tertawa terkekeh-kekeh dan berkata, "Kau pikir siapa dirimu? Kau hanya gajah kecil yang tak tau apa-apa. Mana ada belalang makan bekal seperti itu. Kaumku adalah pencari makanan di alam yang handal. Tak seperti dirimu, pergi bermain saja masih membawa bekal."

Petty tertunduk sedih. Dia tak menyangka, ada juga makhluk yang sombong sekali seperti Ronald itu. Padahal tadinya Petty ingin berteman dengan Ronald. Dirinya yang belum seberapa lama tinggal di lembah ini memang belum punya teman. Tetapi entah mengapa, justru makhluk pertama yang ditemuinya di sini malah kasar sekali padanya.

Petty pun berlalu dari tempat itu. Dibawanya bekal makanan yang dibuatkan ibunya itu ke bagian pinggir sungai yang lain. Biarlah kalau Ronald memang tidak suka makanannya tak apa. Tapi seharusnya dia tidak mengejeknya seperti itu. Apa salahnya coba membawa bekal buatan ibunda tercinta. Kan sehat dan lezat ya?

sumber ilustrasi : https://imgbin.com/


Perlahan-lahan Petty mengunyah biskuit kesukaannya. Juga dinikmatinya jus buah segar yang disiapkan ibunya tercinta. Hmm... enak dan lezat sekali. Makanan buatan ibu memang tiada duanya. Berbahagialah semua anak yang bisa selalu menyantap makanan sedap yang secara khusus diolah ibunda tercinta dengan penuh kasih sayang.

Saat sedang asyik menikmati biskuit dan jus segar, tiba-tiba didengarnya jeritan dari tempat Ronald tadi berada. Petty pun buru-buru berdiri dan berlari ke arah suara itu. Sepertinya jeritan itu seperti sedang ketakutan.

Benar saja apa yang dipikirkannya, ternyata Ronald sedang menjerit dengan sekuat tenaga sembari meloncat kesana kemari dengan panik. Seekor burung berparuh tajam rupanya sedang mengincarnya. Paruh burung yang terbuka itu memang nampak mengerikan.

Petty pun jadi merinding sendiri. Takut juga dia melihat burung yang menyeramkan itu. Namun demi dipandanginya Ronald yang sudah hampir masuk ke paruh burung nakal itu, tidak tega juga dia rasanya.

Dengan berlari berderap-derap kencang, diayunkannya belalai kecilnya itu untuk menghalau burung pemangsa tadi. Tak lupa diambilnya air dari sungai dan disemburkannya ke arah burung berwarna coklat gelap tadi.

Si burung yang tidak menyangka akan keberanian Petty ini pun gelagapan saat semburan air mengenai tubuhnya. Burung itu pun segera pergi menjauhi Ronald. Ronald yang ketakutan setengah mati tampak menggigil di balik ilalang lebat tempatnya bersembunyi. Petty melambaikan belalainya ke arah Ronald.

"Kemarilah kawan, sudah aman. Burung nakal itu sudah pergi," ajak Petty kepada Ronald.

Masih dengan kaki yang gemeletuk gara-gara ketakutan, Ronald perlahan-lahan mendekati Petty. Petty pun mengulurkan belalainya ke arah Ronald dan mengangkat tubuh Ronald. Diletakkannya Ronald di tempat yang aman agar tidak disambar oleh burung nakal tadi.

Ronald malu luar biasa kepada Petty. Gajah kecil yang tadi dihinanya itu justru malah balik menolongnya. Kecongkakannya ternyata dibalas oleh kebaikan yang luar biasa.

"Petty, maafkan aku ya. Tadi aku tidak sopan sekali saat kau mengajakku berteman. Kau sungguh baik hati mau menolongku. Entah apa jadinya diriku bila tadi tidak kautolong. Pasti aku sudah dimakan oleh burung besar tadi," ucap Ronald perlahan.

Hilang sudah segala kecongkakan yang tadi dipamerkannya. Petty pun tersenyum ceria.

"Tak apa-apa, Ronald. Aku sudah memaafkanmu. Nah, bagaimana kalau sekarang engkau menemaniku makan. Tuh makananku belum habis, tadi kutinggal saat mendengar jeritanmu. Kukira kau tadi menjerit-jerit untuk meminta bagian bekalku," ucap Petty menggoda Ronald. Ronald pun tersenyum bahagia.



"Baiklah, Petty. Bagaimana bila mulai sekarang kita berteman? Akan kutunjukkan keindahan seluruh lembah ini kepadamu. Aku sudah menjelajahi seluruh pelosok tempat dan tidak keberatan jika engkau mengajakku jalan-jalan menyusurinya."

"Sungguh?" tanya Petty kegirangan.

Akhirnya dia punya teman juga. Senang sekali hatinya hari ini. Dia bisa pulang ke rumah dengan membawa kabar bagus kepada ibunya, bahwa berkat kebaikan yang selalu ditanamkan ibu kepadanya, secara tak terduga dia mendapatkan teman sejati.


--- Cerita fiksi ini sudah pernah ditayangkan di akun Kompasiana milik Uniek Kaswarganti ---

Uniek Kaswarganti

Mom of two lovely kids, loves reading so much especially on fiction. She prefers listening Bobby Caldwell, Phil Collins, The Corrs and KLa Project while enjoying her loneliness.

49 comments:

  1. Waaah Ronald jadi malu ya karena sudah sombong duluan...seperti kata pepatah tak kenal maka tak sayang

    ReplyDelete
  2. Wah, senangnya punya teman baru, ya. Aku masih terpukau dengan kekuatan ibu gajah mengangkat anaknya pakai belalai.

    ReplyDelete
  3. Wah secara tak terduga pula Petty jadi gajah kecil pemberani yaa. Si Ronald yang congkak malah penakut, wkwkwkkk

    Keren ih mba Uniek nulis cerpen anak, dibikin kumpulan cernak aja mbak.

    ReplyDelete
  4. Kebaikan menemukan persahabatan. Indah sekali pesannya. Ceritanya juga bagus

    ReplyDelete
  5. Terkadang pertemanan bermula dari hal yang memalukan dan sebenarnya mengenangnya tidaklah memalukan ya :)

    ReplyDelete
  6. Pesan moral "kebaikan bakal menemukan teman sejati" nilai luhur yang baik ditanamkan pada anak yang dikemas dalam sebuah cerita anak. Thanks for sharing mbak

    ReplyDelete
  7. Ibunya Petty sungguh luar biasaaaaa
    Nilai2 kebaikan memang ditularkan dari ortu ke anaknya.
    Duh, aku jadi pengin berguru ke ibunya Petty

    ReplyDelete
  8. Banyak pesan moral yang disampaikan dari cerita ini, diantaranya seorang ibu bagaimana pun juga tetap memberikan perhatian lebih kepada anaknya. Sikap baik yang diturunkan kepada anaknya rupanya menjadikan anaknya berkepribadian yang santun. Dan janganlah menyombongkan diri ketika hidup di dunia ini, karena sifat yang sombong belum tentu membuat kita kuat. Justru yang dianggap lemah atau hina dialah yang bisa mengalahkan kesombongan.

    ReplyDelete
  9. Baik sekali Petty, membalas keburukan dengan kesabaran dan kebaikan.
    Sungguh kisah fabel ini paling mudah diceritakan kepada anak dengan pesan-pesan kebaikannya.

    Ijin menceritakan kembali kepada Ai dan Hana yaa, kak Uniek.
    Pasti mereka suka.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Memang hidup ini penuh warna yaa..
      Kalau gak ada yang julid julita, alangkah surganya hidup ini.
      HIhii...

      Delete
  10. Teladan yg bagus untuk putera-puteri kita. Tak perlu membalas perlakuan buruk,tetap memegang teguh ajaran orang tua. Salam sayang utk Petty ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oya, izin menceritakan kembali ke krucil kami ya Dik.. Balita kami itu lagi hobi didongengi..haha

      Terima kasih..

      Delete
  11. Bagus nih ceritanya. Bisa aku bacain buat anak-anakku di rumah. Kisah binatang seperti ini paling disuka sama anak-anakku

    ReplyDelete
  12. Nggak menyangka mbak Uniek bisa bikin cerita fabel yang inspiratif. Bagus banget diceritakan ke anak-anak agar bisa belajar menghindari sikap sombong seperti Ronald, dan melecut sikap berani seperti Petty. Makasih cerita ciamiknya mbak Uniek.

    ReplyDelete
  13. Wah.. bagus sekali Mbak cernaknya. Saya membayangkan cerita ini jadi sebuah hard book buat anak balita, yang tiap halamannya ada gambar ilustrasi. Pasti anak-anak seperti anak-anak saya betah deh dibacain cerita menarik seperti ini sampai akhir. Hihi.
    Makasih ya Mbak ceritanya ��

    ReplyDelete
  14. MasyaAllah, mulai sekali hati Petty. Meskipun Ronald bersikap seperti itu. Ijin cerita ulang ke anak-anak di rumah ya Mbak :) :*

    ReplyDelete
  15. Bagusnya kisahnya mbaa. Sampai sekarang aku pengen bisa nulis kisah seperti ini namun ada nilai moral. Keren mba :)

    ReplyDelete
  16. Bagus mbaaa ceritanya.. kalau congkak memang tidak ada manfaatnyaaa yaaa.

    ReplyDelete
  17. Asiiik bacaannya, jadi punya babahan cerita buat anak2 klo malem... Lanjutkan Mbaa, bikin seri2 fabel menyenangkan yaa

    ReplyDelete
  18. Suka banget sama ceritanya mbak. Ada pesan moral yang disampaikan. Mbak kalau boleh versi podcastnya mbak biar bisa di dengerin heheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehee belum nyobain podcast mba, semoga bisa segera bikin ya di 2020 ini.

      Delete
  19. Keren banget mba bisa bikin buku cerita untuk anak nih. Udah coba ke publisher kah? Anak-anak kita butuh buku edukatif berkualitas nih. Nice banget ada pesan moralnya juga dikemas dengan cerita khas anak-anak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini dulu naskah untuk audisi cerita anak bareng Dar Mizan, mba. Mengajukan 2 cerita, yang lolos justru naskah yang satunya lagi. Jadi kumasukkan blog saja lah. ;)

      Delete
  20. Bagus ceritanya, ada teladan dan pelajaran yang bisa di ambil.
    Besok mau dijadiin bahan buat mendongeng ke anak-anak ah, nemu cerita ini kemalaman, anak-anak udah tidur.

    ReplyDelete
  21. Duh, Ronald, kecil-kecil kok sombong, jadi malu kan tuh..tapi jadi punya teman baru ya Petty..

    ReplyDelete
  22. Cocok dibacain buat si kecil pas mau tdur ini.. Singkat tapi udah ada pesan moralnyaaa..


    Eh dasar si ronald.. :D kecil2 dah sombong. Wkwk

    ReplyDelete
  23. Ceritanya sederhana tp mengandung pesan moral yang luar biasa mb Niek. Lanjutkan mbaa, aku akan jd pembaca setiamu

    ReplyDelete
  24. Pesan moralnya bagus sekali. cerita ronald dan petty bisa jadi inspirasi buat anak2 untuk tidak congkak. Cerita keren banget mba...

    ReplyDelete
  25. Petty yang baik hati, sudah dikasari pun masih tetap mau menolong Ronald. Contoh sikap yg perlu kita tiru, bahwasannya ketika ada yg jahat sama kita, enggak perlu balas dg kejahatan juga, tapi sebaliknya, kita membalas dg kebaikan.

    ReplyDelete
  26. Suatu kebaikan akan membawa pada kebaikan lainnya. Good joob, Petty. Terutama pada Ibu Gajah yang berhasil menanamkan nilai kebaikan ke anaknya :)

    ReplyDelete
  27. Petty beruntung sekali punya ibu yang baik dan pengertian. Terkadang banyak ibu yang sering tidak mengerti kondisi anaknya

    ReplyDelete
  28. Petty baek, ya. Duh Ronald, kecil-kecil kok sombong sih? Kalau ga ada Petty riwayatmu uah habis

    ReplyDelete
  29. Petty dan Ronal akhirnya menjadi sahabat sejati selamanya. Memang tak hanya kehidupan dongeng, kehidupan nyatapun banyak kisah ini mbak.

    ReplyDelete
  30. Pesan moral yang ringan tapi nyampai bangets
    Dan cara menyampaikannya halus dan mudah dipahami anak-anak. Suka sekali dengan cerita Petty dan Ronald ini. Aku bilang anakku baca ah nanti...

    ReplyDelete
  31. Ahhh, cernaknya mb Uniek, keren banget. Suka sekali dengan alur dan ceritanya mb, boleh nih buat bahan dongeng ke adek2 di kelasku. Trimss mbak

    ReplyDelete
  32. waaa menarik banget ya ini ceritanyaa, mau dongengin ini ah ke para keponakan aku nih pas lagi nginep di rumah hehe

    ReplyDelete
  33. mbak Uniek keren bisa bercerita fabel dengan cerita yang menarik, anakku juga suka dengerin dongeng mbak tp krn aku nggak bisa ngarang jadi beli buku buat aku bacain hehehee

    ReplyDelete
  34. Wah bagus nih ceritanya, moral story-nya juga dapet banget. Bisa buat ide dongengin anakku nanti malam euy. Terus menulis ya mba Uniek!

    ReplyDelete
  35. Anakku kalau diceritakan umpamaan dongeng gini suka seneng dan melekat sampai kapanpun, ah mau ku ceritakan ronald ini ah.

    ReplyDelete
  36. berasa lagi baca buku anak-anak gitu and I love it, aku berimajinasi seperti masuk dalam cerita itu, ditunggu cerita berikutnya ya Mba

    ReplyDelete
  37. Keren banget kak. Impian aku pengen banget bisa bikin buku cerita anak, tapi masih belum pandai merangkai cerita :")

    ReplyDelete
  38. Belalang julid ini ada-ada aja. Belalang mestinya makan gandum atau padi, atau bunga. Mungkin dia pikir makan biskuitya gajah lebih enak..

    ReplyDelete
  39. cerita anak yang simple tapi ngena banget, bahkan untuk orang dewasa sekalipun. Adikku sudah SMA tapi masih suka diceritain cerita semacam gini, next aku bakal ceritain ah ke adik aku ^^

    ReplyDelete
  40. banyak pesan moral yang aku tangkap dari cerita ii, walau ceritanya simple tapi ini ngena banget ceritanya di hati aku hehe

    ReplyDelete
  41. Mbak, menarik ceritanya. Suka juga dengan pesan yang disampaikan, kurasa mudah dimengerti oleh pembaca. Kalau buat anak-anak terutama usia 3-5 tahun mungkin medianya perlu lebih ringkas ya :D anak usia sgitu kan masih sukaa baca fabel

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, kalau untuk usia balita cerita ini kepanjangen. Dijadiin komik atau cerita bergambar lebih mengena ya.

      Delete
  42. Wah mba Uniek bakalan nerbitin buku anak nih. Bermula dari kisah Ronald. Kudukung mba Uniek menulis cerita lainnya sampai jadi buku.

    ReplyDelete