Ternyata kehidupan para dokter sedemikian keras, tak beda dengan 'pertarungan' sengit yang ada di dunia kerja lainnya. Selama ini kita tahunya dokter itu datang ke rumah sakit untuk menyembuhkan pasien. Itu saja yang penting.
Yang mungkin saja luput dari perhatian, lika-liku pekerjaan dokter di rumah sakit tak lepas dari sisi-sisi kemanusiaan yang ada dalam diri mereka masing-masing. Prioritas dokter ada pada kesembuhan pasiennya, namun segala macam problema kehidupan yang sedang dihadapi sangat mempengaruhi kinerja mereka.
Biasanya saya lebih suka nonton film laga dan suspense thriller, tidak terlalu banyak menguras emosi menurut saya pribadi. Paling sedikit deg-degan saat hendak menguak misterinya. Banyak adegan kekerasan sih, namun untuk ukuran penonton dewasa, hal itu sudah tidak berpengaruh pada kejiwaan saya.
Nah, tumben-tumbenan deh ketika scrolling beragam saluran televisi yang menayangkan film, saya ketemu dengan film seri besutan Fox, yang saat ini tayang tiap hari Senin malam pukul 19.00 di AXN. Setelah sebelumnya tidak begitu tertarik nonton serial medical Nurse (yang tayang di AXN juga), kali ini kok penasaran dengan dunia kedokteran.
Jadilah saya menonton seri film TV berjudul Doc ini. Episode demi episode saya ikuti dengan tidak sabar. Rasanya lama sekali menunggu update-nya tiap Senin.
Amy Larsen: Sosok Dokter Ambis
![]() |
Sosok dr. Amy Larsen yang disegani anak buahnya, sumber : imdb.com |
Galak banget sih ini dokter, padahal wajahnya begitu lembut keibuan, begitu pikirku ketika nonton bagian awal film seri DOC. Digambarkan seorang dokter perempuan bernama Amy Larsen, kepala di bagian penyakit dalam Westside Hospital, sering berlaku sangat keras pada bawahannya.
Setiap kali ada kesalahan sekecil apapun, maka teguran yang disampaikan dr. Larsen kepada bawahannya akan terasa pedih, nampol bak kesambit mi pedas level 50.
Ada salah satu adegan di saat dr. Sonya Maitra (salah satu bawahan dr. Larsen) ditanya tentang kondisi pasien yang ditanganinya, apesnya nih Sonya kurang teliti dalam melakukan cek pada pasien. Jawaban "tidak tahu dan lupa mengecek" dari dr. Maitra langsung disambut dengan sindiran pedas. Si dr. Larsen ini bilang jika tidak semua orang ditakdirkan menjadi dokter dan Sonya diperintahkan untuk pulang saja.
Wooww... devil bangeeettt... segitu kejamnya dr. Larsen mengomentari Sonya Maitra yang waktu itu posisinya masih mahasiswa kedokteran yang praktek kerja di rumah sakit.
Kegarangan dr. Larsen ini juga dialami oleh bawahannya yang lain, dr. Richard Miller. Salah satu pasien tua bernama Bill Dixon meninggal akibat tersedak saat makan siang. dr. Larsen menemukan fakta bahwa dr. Miller sepertinya salah memberikan obat kepada Mr. Dixon. Di atas brankar yang digunakan untuk membersihkan bekas tempat tidur Mr. Dixon ditemukan satu tabung kecil obat yang tidak seharusnya diberikan kepada pasien. Dugaan saat itu, dr. Miller melakukan kesalahan fatal.
dr. Larsen sangat keras terkait hal ini karena berkaitan dengan nyawa pasien. Bahkan dr. Larsen sudah memerintahkan departemen patologi untuk melakukan autopsi pada jenazah Bill Dixon guna memastikan dugaannya tadi.
Kebayang dong seperti apa panas dinginnya dr. Miller menunggu hasil autopsi tersebut. Karier dokternya terancam jika dugaan dr. Larsen tadi terbukti.
Lumayan mencekam ya situasi kerja di departemen yang dipimpin oleh dr. Amy Larsen ini. Dia tidak mentolerir kesalahan sekecil apapun dan terus mencecar hingga dokter-dokter yang menjadi bawahannya bisa menjawab dengan benar.
Tak hanya kepada bawahannya, saat sedang menangani pasien pun dr. Larsen ini terkenal ketus. Pasien yang coba-coba menganalisa penyakitnya sendiri langsung disikat olehnya. "Apakah kamu sekolah kedokteran?" begitu yang ditanyakan oleh dr. Larsen ketika sang pasien sekadar berpendapat tentang kondisi badannya sendiri. Pengin nabok rasanya yaaa... udahlah masuk rumah sakit bayar mahal, masih digalakin dokternya, hiiih... jambak juga nih. *ikut emosi
Amnesia Itu Mengubah Semuanya
Siapa yang menyangka jika si dokter kepala yang sangat keras ini akhirnya melupakan banyak hal yang telah dilakukannya selama 8 tahun terakhir. Lho, kok bisa?
dr. Amy Larsen divonis mengalami amnesia retrograde parsial pasca kecelakaan. Mobilnya menabrak mobil lain yang ada di depannya saat dia sedang lengah melihat ponselnya. Saya kurang paham dengan detail penjelasan yang ada di film itu. Sepenangkapan saya sih kayak ada tulang tengkoraknya yang nancap di salah satu bagian otak atau gimana gitu deh. Susah bahasa kedokterannya.
Intinya dr. Larsen ini mengalami cedera otak. Ingatannya selama 8 tahun ke belakang sama sekali hilang. Hal terakhir yang diingatnya adalah kejadian di tahun 2016. Saat dicek ingatannya, dia menyebutkan presidennya adalah Barack Obama.
Juga ketika ditanya apakah dia punya anak? Ya, anak saya dua, umurnya 9 dan 7 tahun, begitu jawab dr. Larsen. Padahal saat ini Katie, anak sulungnya sudah gadis remaja, sedangkan si bungsu Danny telah meninggal dunia 7 tahun yang lalu gara-gara kelainan jantung yang dideritanya.
dr. Larsen juga tidak ingat bahwa dia telah bercerai dari dr. Michael Hamda, yang saat ini menjabat sebagai kepala Westside Hospital. Memori terakhirnya masih berada pada 8 tahun silam ketika dia sedang piknik bersama keluarganya.
Betapa hancurnya hati dr. Larsen ketika fakta ini dijelaskan padanya. Psikiater di rumah sakit tersebut, dr. Gina Walker, bestie-nya dr. Larsen, dengan setia menemani hari-hari berat yang dilalui pasca kecelakaan itu.
Ternyata, semua perilaku keras dan ketus yang selama ini dilakukan dr. Larsen tersebut akibat kondisi kejiwaan yang dialaminya setelah kehilangan anak bungsunya. Semacam kayak membangun dinding yang membatasi jiwanya dengan orang lain, termasuk suami dan anaknya. dr. Larsen terus-menerus menyalahkan suaminya atas meninggalnya si bungsu, juga tak peduli lagi pada si sulung. Kerja, kerja, kerjaaa aja terus bu dokter ini.
Nah, berhubung dr. Larsen tidak memiliki ingatan apapun atas apa yang dilakukan pada anak buahnya selama beberapa tahun terakhir ini, dia berusaha keras bertanya kesana kemari apa yang telah dilakukannya pada mereka semua sehingga banyak orang yang menatapnya dengan penuh kebencian.
Tekadnya untuk menjadi dokter tak pernah padam. Meskipun dr. Hamda sudah bukan suaminya lagi, dr. Larsen tetap minta tolong kepadanya untuk bisa tetap bekerja di rumah sakit tersebut.
Cukup alot juga perjuangan dr. Hamda untuk mengusulkan kepada dewan direksi rumah sakit terkait permintaan dr. Larsen tadi. Track record dr. Larsen selama ini sangat bagus, selalu bisa memecahkan masalah setiap kali anak buahnya tidak bisa menemukan apa penyakit pasiennya. Hal inilah yang membuat dewan direksi bersedia memberikan kesempatan pada Amy Larsen untuk kembali menjadi dokter magang di Westside Hospital.
Lumayan juga nih turunnya, dari dokter kepala balik lagi kayak mahasiswa kedokteran yang magang di rumah sakit. Nantinya Amy Larsen harus ujian dokter lagi untuk memastikan bahwa cedera otaknya tidak mempengaruhi pengetahuan medisnya.
![]() |
dr. Sonya Maitra dan dr. Amy Larsen, sumber: imdb.com |
Mental baja juga nih dr. Larsen, dia harus menurunkan egonya dengan menjadi dokter magang lagi. Bahkan ketika dengan sengaja dr, Richard Miller (yang menjadi kepala bagian, menggantikan posisi dr. Larsen) memasangkannya dengan dr. Sonya Maitra, yang jelas-jelas memiliki dendam pribadi kepadanya.
Lumayan berat juga perjuangan Amy Larsen untuk menapaki kembali hari-harinya menjadi dokter. Dari semula posisi dokter kepala, sekarang dia bukan siapa-siapa lagi. Namun tetap saja, analisa medisnya tetap yang paling bagus di antara dokter-dokter lainnya. Para dokter mantan bawahannya menyadari hal itu. Kejeniusan Amy Larsen memang belum tertandingi. Hanya saja sekarang dia tidak memiliki wewenang untuk memerintahkan tindakan ini dan itu. Dia harus nurut kepada dokter lainnya yang diikutinya bergantian.
Kesempatan Kedua
Amy Larsen berubah menjadi sosok yang hangat dan lebih manusiawi pasca terkena amnesia parsial ini. Hubungannya yang buruk dengan putri sulungnya pun membaik. Bahkan putrinya ini memutuskan untuk pindah ke apartemen ibunya untuk menemani. Padahal sejak perceraian Amy Larsen dengan dr. Michael Hamda, Katie putrinya ini tinggal bersama ayah dan ibu barunya.
Ketajaman analisa sebagai dokter tak pernah hilang dari diri Amy Larsen. Hal ini sangat membantu dokter-dokter lainnya yang saat itu sedang diikutinya. Sikap ketus dan galaknya sama sekali hilang, berganti dengan kelembutan dan penuh perhatian.
Perubahan inilah yang membuatnya mulai disukai rekan-rekan kerjanya. Amy Larsen sangat menyukai hidupnya saat ini, pelan-pelan dia mencoba membangun kembali hidupnya. Meskipun masih tidak rela melepas mantan suaminya, Amy Larsen mencoba untuk kuat dan menjalani kehidupan selanjutnya. Mau gimana lagi. Mantan suaminya ini sudah menikah lagi dan akan segera memiliki anak dari istri barunya.
Yang masih bikin penasaran tuh kasus dr. Richard Miller yang waktu itu salah memberikan obat. Apakah nantinya Amy Larsen akan menguak kasus ini kembali?
Pasca kecelakaan, Amy Larsen sama sekali tidak bisa membuka emailnya karena lupa apa password-nya. Berkat info dari dr. Jake Heller, salah satu rekan dokternya, dia bisa kembali membuka emailnya. Nah loh, apa yang akan terjadi jika nanti dia membaca email dari dokter patologi terkait hasil autopsi yang saya ceritakan di atas.
![]() |
dr. Jake Heller dan dr. Amy Larsen, sumber: imdb.com |
Trus truuss... kayak gimana sih hubungan dengan dr. Heller, kok bisa-bisanya tau password email milik Amy Larsen? Seberapa dekat mereka sampai blak-blakan soal password email segala?
Teman-teman bisa nonton sendiri loh, masih tayang beberapa episode lagi sepertinya setelah ini. Senin kemarin sudah sampai episode 7 dan kasus malpraktik dari dr. Miller itu belum terkuak. Silakan tonton tiap Senin malam pukul 19.00 di AXN bagi yang berlangganan Indosat Hifi (dulunya MNC Play).
Kalau mau lihat trailernya, silakan bisa klik link youtube berikut ini:
Sebagian aktor dan aktris yang bermain dalam film TV series Doc:
- Molly Parker sebagai dr. Amy Larsen
- Omar Metwally sebagai dr. Michael Hamda
- Jon-Michael Ecker sebagai dr. Jake Heller
- Anya Banerjee sebagai dr. Sonya Maitra
- Amirah Vann sebagai dr. Gina Walker
- Scott Wolf sebagai dr. Richard Miller
Aku juga lagi re-watch drakor yang mirip mirip temanya kaya kisah dr. Amy Larsen ini ka Un..
ReplyDeleteNanti aku ceritain di blog yaa.. karena drakor lawas, dulu belum nulis blog pas nonton. Jadi pingin kembali mengumpulkan ingatan drakor lawas yang uda pernah aku tonton.
Miirriipp di bagian tabrakannya.
Serem yaah.. dr. Amy Larsen sampai mobilnya kejungkit gituu.. Dan memang kinerja otak itu se-fantastis itu. MashaAllaa~
Mereka bisa menutupi kesedihan dengan switch menjadi pribadi yang jauh lebih kuat. Padahal mah.. ada yang kudu disembuhkan dulu nih persepsi kesedihan dan menjaga kesehatan mental karena ditinggalkan salah satu anggota keluarga yang dicintai.
Kompleks yaa..
Seneng juga sama drama medis. Setidaknya, jadi tau perjuangan profesi dokter, dibalik kerennya sosok jas putih, mereka menanggung beban dan tanggungjawab kehidupan orang lain (pasien).
sepertinya menarik nih series, jarang2 ada series yang mengangkat kisah dunia kedokteran dengan segala drama di dalamnya.. penasaran pengen nonton full seriesnya
ReplyDeleteIni hanya ada di AXN ya? Kalo di aplikasi nonton ada kah?
ReplyDeleteDokter Larsen sepintas terlihat judes tapi emang dia disiplin banget ya. Dokter lain yg lebih junior udah keder duluan.
Kayaknya via Hulu juga bisa, mbak
DeleteSeries seputar dunia medis ini memang sering diangkat juga ya, Mbak. Dari persoalan pasien, personal, sampai adanya asmara antara mereka. Dan ini sosok yang paling disorot dr. Amy Larsen yang akhirnya mendapatkan kesempatan kedua untuk lebih memperbaiki diri dan kehidupannya lewat sebuah kecelakaan.
ReplyDeleteSeru nih. Aku ngebayangin saat dokter Amy Larsen hilang ingatan, semua dokter yang pernah dimaki pasti pinginnya balas dendam. Ingin memaki juga. Sayangnya, mereka nggak bisa. Karena Dr. Amy Larsen tetap jadi dokter terbaik meski hilang ingatan. Hehehee
ReplyDeleteMalah ada yang berniat nagih utang 3000 dollar, padahal dr. Larsen enggak punya utang sama dia. Kurang ajar banget deh :(
DeleteAku tuuh kebayang dokter se-stress apa ya aslinya? Jaga di rumah sakit dan ibaratnya ngutek2 ya di RS terusss. Belum pas ketemu pasien yang beda2 wataknya. Mental diuji banget gak sihhh...
ReplyDeleteBener beneerr..
DeleteKalau dokter laki-laki, mungkin lebih stabil dari segi emosyenelnya yaa... Tapi kalau dokter perempuan, pasti ada pengaruh hormon dan ditambah lagi kelelahan fisik juga mantal. Hebat perjuangan dokter Amy Larsen.
Dokumenter ini benar-benar menyentuh hati. Kisah-kisah yang ditampilkan memberikan sudut pandang baru tentang arti kesempatan kedua apalagi ini berhubungan dengan dunia medis kan ya. Setiap orang layak mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dan memulai hidup yang lebih baik lewat tangan para dokter yang kece kece perannya.
ReplyDeleteDuuh filmnya seru....sayaang saya gak langganan indosaat🥺. Cerita berlatar medis memang gak pernah kehabisan ide yaa selalu saja ada cerita yang bisa diangkat. Dunia dokter memang penuh liku.
ReplyDeleteBaca sinopsisnya bagus deh cerita Doc ini, memang benar-benar dikasih kesempatan kedua sama Tuhan buat mengubah keadaan dr Amy. Lewat kecelakaan dan kehilangan ingatan dr Amy bisa merangkai kembali hidupnya, memperbaiki relasinya dengan anak dan rekan kerjanya. Meski harus mengikhlaskan mantan suami yang bukan lagi jodohnya. Semua pasti ada hikmahnya
ReplyDeleteKadang-kadang musibah menjadi berkah ya mba...seperti yang dialami oleh dokter Larsen ini, dengan mengalami amnesia malah kehidupannya jadi lebih baik.
ReplyDeleteWah penaaran sama endingnya jadian sama dr Keller nggak ya?
ReplyDeleteKecelakasn yg menyebabkan amnesia ads hikmahnya juga, dr Amy bisa betubah jadi pribadi yg lembut dan tidak jutek lagi.
Menarik! Kemarin muncul iklan series ini di FB kalau nggak salah, dan bikin aku penasaran. Eh malah baca ulasan Mbak Uniek, bikin makin penasaran... Suka juga nonton series kedokteran gini
ReplyDeleteBaca ulasannya bikin deg-degan sama hasil otopsinya lalu apakah semua akan berakhir dengan baik. Ya ampun filmnya pasti seru banget dan bikin penasaran.
ReplyDeletePerlu banget nih langganan saluran tv kayak netflix dan fox. Selama ini baru wacana aja dan semakin tertarik serelah baca sinopsis DOC. Penasaran banget dengan endingnya
ReplyDeleteWah menarik mba. Ga ada di netflix dan disney ya? Biasanya aq nonton serial kedokteran juga kayak Greys anatomi, 911 dan lain2
ReplyDeleteFilm ini jadi renungan bagi kita ya..jika kesempatan maksimalkan sebaik mungkin.
ReplyDeleteCeritanya mirip2 Partners of Justice, drakor, tapi versi sana dokternya pria ,namanya Dr.Baek. detail dan ketus juga, tapi pinter bgt. Ada juga yg mirip2 gini, The Trauma Code, drakor juga, dokternya ganteng...aak..tapi gualakkk
ReplyDeleteJd penasaran liat versi cewe di versi bule ini. Coba ah...buka AXN..JD PENASARAN.
Ceritanya cukup kompleks ya mba, ini tuh TV series gitu ya mba. Lama jiga ya nontonya. Tapi bagus ceritanya..
ReplyDeleteKayaknya ada sekitar 10an episode klo lihat infonya di Fox. Iya lama, soalnya cuma tayang tiap Senin. Sekali nonton cuma sekitar 45 menitan aja padahal yaa.. nunggunya seminggu ;)
DeleteWah..aku jadi penasaran juga nih ingin tahu bagaimana kelanjutan cerita ini. Kehidupan seorang dokter memang komplek ya.. Terima kasih sharing review nya, dik..
ReplyDeletecerita dengan latar di bidang kesehatan ini tuh menurutku lumayan berat sih. tapi baca ulasan bulik ini kok menarik untuk dicoba untuk ngikutin seriesnya. Ini memang cuma bisa diakses pengguna indosat aja ya?
ReplyDeleteBisa juga nonton via app streaming lainnya. Yang kutahu baru Hulu, Che. Pernah coba mau buka lewat Fox langsung, kok untuk Indonesia belum ada layanan streaming film ini.
DeleteKebetulan baru aja menyelesaikan drakor Hospital Playlist dan lumayan suka dengan ceritanya. Akhirnya sekarang jadi rajin berburu film-film dengan tema dokter dan rumah sakit yang seru-seru hehehe. Cerita dr Amy ini sepertinya bisa jadi referensi yang berikutnya nih.
ReplyDeleteMenarik filmnya, beruntung ada kesempatan kedua, ga banyak yang seberuntung itu walaupun harus menjadi status magang padahal dokter senior setidaknya hubungannya dengan rekan kerja lain dan anaknya membaik ya. Jadi teringat film Drew Barrymore yang lupa ingatan saat bangun tidur
ReplyDeleteBagus banget kayanya nih series. Aku selalu tertarik sama yang tema kedokteran gini. Aayang nggak ada televisi di rumah 😢
ReplyDeleteTema terkait kesempatan kedua sering banget saya lihat di tayangan drama atau novel online yang iklannya wara wiri di sosial media. Tapi mayoritas di kasus pengkhianatan kekasih, keluarga dan pertemanan. Ini seru dan keren kalau kasusnya seputar profesi dokter.
ReplyDeleteAh beneran kalau sampai diberikan kesempatan kedua itu jangan sampai diabaikan ya. Tapi gunakan sebaiknya
Tayangan ini memberikan pesan yang mendalam bahwa tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan kedua, jadi kita harus memanfaatkannya dengan baik. Saya sebenarnya suka juga nonton, tetapi belum dapat timing yang pas.
ReplyDeleteSama dengan pekerjaan lainnya, kesuksesan dokter menangani pasiennya ternyata juga dipengaruhi mood atau emosinya, jadi pengen lihat film ini. Kalo versi drama korea sudah sering lihat yang mengambil tokoh dokter, kalo film barat serial tv ini patut jadi referensi
ReplyDeleteTerjawab sudah penasaranku DOC tayang di mana, ternyata di AXN. Aku suka dengan jalan ceritanya, kalo dilihat dari latar belakang gimana killer nya dr. Amy bisa jadi penyebabnya. Namun kecelakaan yang membuat hilang ingatan ini permanen gak sih? Jadi penasaran pengen nonton serial genre kedokteran seperti ini. Penasaran gimana kasus dr. Miller apakah malpraktek atau emang faktor penyakit nya
ReplyDelete