Yorick Novel Berdasarkan Kisah Nyata
Kamu benar-benar nggak bisa berubah ya!
Dari dulu nggak peka-peka juga! Pikir saja sendiri!
Duuh.. dimarahin cewek yang jauh-jauh disusulnya sampai Saint Petersburg, gimana sih rasanya. Mana harus mikir sendiri pulak.
Yorick tak habis pikir, apa yang harus dipikirnya sendiri. Nevia tak mau menjelaskan kenapa dia tampak begitu marah dan merasa kalau Yorick punya salah kepadanya. Bagaimana Yorick bisa tahu apa kesalahannya kalau tidak diberitahu.
Setelah gagal mengajak bicara Nevia di Hard Rock Cafe, rupanya kesempatan kedua masih menjadi milik Yorick ketika dia menyusuri jalanan kota tempat kelahiran Vladimir Putin, presiden Rusia saat ini. Yorick bisa menghadang laju langkah Nevia yang berbanding lurus dengan amarahnya yang tak bisa dipahami oleh Yorick. Di dermaga yang ada di tepi Sungai Neva, Yorick mencoba mendapatkan kejelasan dari Nevia yang pergi begitu saja dari hidupnya bertahun-tahun yang lalu.
Nevia tak mau kembali terjebak nostalgia yang tidak pernah ada ujungnya, berhenti pada satu titik simpul.
Yorick, Anak Emak dari Panjalu
Sungguh tiada dinyana ketika membaca awal novel tadi, bahwa pada kenyataannya, semenjak kecil Yorick tak pernah lepas dari penderitaan. Bahkan olehnya sendiri pernah digarisbawahi bahwa ia bahagia jika mengingat pernah begitu lama menderita.
Kemenangan hanya akan bisa ia raih dengan ketangguhan diri melawan musuh hati yang bernama penderitaan.
Ya, pada bagian ini alur mundur disajikan oleh penulis novel Yorick, Kirana Kejora. Menuntun pembaca, termasuk saya, untuk kembali pada masa kecil Yorick yang lebih banyak deritanya dibandingkan bahagia. Saat dia tinggal di Cibungur, sebuah kampung di selatan Situ Panjalu, Ciamis.
Yorick dibesarkan oleh Mak Encum, sang nenek, yang harus mengasuhnya seorang diri semenjak Kakek Abdul meninggal. Mak Encum harus menjadi nenek sekaligus ayah dan ibu bagi Yorick. Kondisi ekonomi yang sangat minim membuat Yorick harus tabah menghadapi berbagai perundungan yang datang kepadanya.
Mengapa teman-temannya menertawakan sepatunya yang kebesaran dan berlubang?
Mengapa Trio Y, Yayan, Yana dan Yanu tak bosan-bosannya membuat dirinya merana?
Merasa sendiri dan beda dari orang lain, menjadikan Yorick pribadi yang tertutup. Rasa rendah diri dan minder tersebut membuatnya memilih untuk menjauhi kerumunan orang. Bahkan hanya berpapasan dengan orang lain saja dia tak mau dalam perjalanan pulang dari sekolah menuju rumah neneknya di bukit yang berjarak 4 kilometer.
Sejak kecil hingga usianya mencapai 11 tahun, Yorick harus berdamai dengan keadaan dirinya. Tak tau dimana ayah dan ibunya, tak pernah memiliki sesuatu yang menjadi keinginan layaknya seorang bocah. Mak Encum selalu menasihatinya untuk bersabar.
Juga ketika Yorick minta dibelikan layang-layang. Mak Encum mengajaknya untuk bersabar dan banyak memohon kepada Allah. Suatu saat ia akan mampu membelinya sendiri.
Jangankan layang-layang. Pabriknya pun, kamu bisa punya.
Kalimat penyemangat dari Mak Encum ini terluncur karena Yorick mengeluh tiada henti akan ketidakberdayaan mereka. Bahkan hanya sekedar untuk membeli layang-layang seperti milik temannya.
Yorick kecil protes kenapa ia tak kunjung diberi layang-layang oleh Allah. Padahal sesuai petunjuk neneknya, ia sudah banyak meminta ke Allah.
Hirup teh kudu dimimitian ku du'a jeung ditutup ku rasa sukur.
Mak Encum dengan sabar mengawal Yorick dalam perjalananan batinnya, berusaha meyakinkannya kalau hidup harus diawali dengan doa dan ditutup dengan rasa syukur. Bahwa apa yang dimiliki saat ini harus selalu dinikmati dan tak usah berhambur keluh.
Meski sebagai bocah Yorick susah menerima nasihat ini, rupanya babak baru hidupnya, yang memaksanya untuk menjadi petarung handal, membuatnya tersadar secara cepat di usianya yang masih terbilang muda.
Sesulit-sulitnya kondisi hidupnya saat bersama Mak Encum, ternyata masa-masa itu merupakan saat terbaiknya. Hidup didampingi nenek tercinta. Neneknya merupakan napas hidupnya.
Sesulit-sulitnya kondisi hidupnya saat bersama Mak Encum, ternyata masa-masa itu merupakan saat terbaiknya. Hidup didampingi nenek tercinta. Neneknya merupakan napas hidupnya.
Yorick Menggantang Rindu
Ulah keok memeh dipacok.
Jangan mundur sebelum berperang. Pesan yang pernah diberikan oleh sang nenek ini yang menguatkan dirinya. Jika selama 11 tahun Yorick hanya kenal neneknya saja sebagai teman sejati, maka dunia seakan runtuh ketika sang nenek jatuh sakit dan dijemput oleh Pak Cecep, salah satu anak Mak Encum.
Yorick tak tahu kenapa ia dipandang dengan tatapan yang tidak mengenakkan ketika Pak Cecep menjenguk neneknya. Kegembiraan sesaat ketika mendapatkan uang jajan dari Pak Cecep sebagai bekalnya saat berangkat Sholat Jum'at, sirna dan porak-poranda dalam sekejap ketika mendapati rumah nenek telah kosong. Emaknya telah dibawa pergi oleh Pak Cecep.
Sungguh, pada bagian ini rasanya air mata tak bisa saya bendung saat membaca betapa Yorick kecil harus menjalani hari-harinya sendirian. Dia yang biasanya selalu kemana-mana bersama sang nenek, kini harus menjalani kekosongan hari demi hari. Menyapu halaman, membersihkan kandang ayam dan kambing, mencabut singkong, apa saja yang biasa dilakukan neneknya kini dilakukan agar tak merasa kesepian.
Ia merasa memiliki setelah kehilangan satu-satunya orang yang peduli dan merasa memilikinya. (hal. 97)
Ada sedikit kelegaan ketika saya membaca tentang kepulangan Mak Encum kembali ke Panjalu. Sama dengan yang dirasakan Yorick ketika rasa bahagianya meluap-luap menyaksikan neneknya kembali ke rumah. Uwwhh... ingin ikut peluk Mak Encum deh. Sangat merasakan begitu pekatnya kerinduan Yorick pada neneknya. Yorick yang telah dengan segenap kasih dan rindunya, menyimpan sandal jepit baru, yang dibelinya untuk sang nenek. Selama ini neneknya kepayahan menggunakan sandal jepit yang berpeniti, yang setiap saat bisa lepas.
Jangan lihat penitinya, tapi lihat manfaatnya. Meskipun kecil, peniti itu besar manfaatnya. Peniti akan menusuk bila tertekan. Ia pemersatu yang terputus, perekat yang terpisah. Lalu ia akan menutup, tak menampakan diri setelah bisa menyambungkan sesuatu. ~ hal. 41
Terhenyak membaca filosofi peniti/paniti dari Mak Encum ini. Jadi menganalogikan pada seseorang yang memiliki peran penting namun tak mau menonjolkan diri. Ya, seperti Mak Encum sendiri itu, mengambil tanggung jawab merawat Yorick dan ingin Yorick menjadi bagian dari keluarga besarnya.
Rupanya, ketika dibawa ke Bandung untuk dirawat keluarganya, Mak Encum dibohongi. Keluarga besarnya yang selama ini tidak menghendaki kehadiran Yorick, dan selalu menganggap Yorick itu merepotkan Mak Encum, telah mengatakan pada sang nenek yang penuh kasih sayang itu bahwa Yorick akan menyusul ke Bandung juga dan akan disekolahkan di sana.
Setelah tahu bahwa Yorick tersia-sia sendirian di Panjalu, Mak Encum bersikeras untuk pulang. Dia ingin memperjuangkan nasib Yorick. Cucunya ini harus dianggap ada. Bagaimanapun juga Yorick berhak hidup dengan layak.
Sebenarnya apa salah Yorick hingga seluruh keluarga besarnya, terutama ayah dan ibu kandungnya tak pernah perduli padanya?
Jadi sedih deh ketika Mak Encum kembali jatuh sakit setelah 3 bulan kembali ke Panjalu. Memang secara fisik beliau sudah tua, ditambah harus memikirkan tentang kelangsungan hidup cucu kesayangannya.
Tak ayal sang nenek tangguh ini kembali terkapar tak berdaya. Saat hendak dirawat keluarganya lagi, Mak Encum memberi syarat, dia mau dirawat asal Yorick juga dibawa ke Bandung dan dirawat.
Harapan tinggal harapan. Lantunan doa tak putus dipanjatkan oleh nenek dan cucunya ini. Namun jatah untuk bertarung dalam kerasnya kehidupan masih harus dilakoni Yorick. Dia terpaksa berpisah dengan neneknya yang entah dirawat dimana dan oleh siapa.
Yorick harus bergonta-ganti tinggal di beberapa anggota keluarga besarnya. Bukan kasih sayang yang diterimanya. Selama dia menumpang, perlakuan buruk terus diterimanya. Harus menjadi pembantu di rumah keluarganya. Mengerjakan semua pekerjaan berat sembari berjuang untuk terus belajar di sekolah.
Ya, Yorick bersedia melakukan semua hal yang disuruh asalkan dia disekolahkan. Meski untuk itu dia harus rela bangun pagi dan berangkat setelah subuh karena sekolahnya jauh dan tidak mendapat jatah uang saku yang cukup.
Hiks... air mata saya kembali meleleh di bagian ini. 😭
Tak terbayangkan, ada anak masih kecil, di saat butuh kasih sayang dari orang tua, malah dihajar oleh kerasnya kehidupan.
Yorick berusaha tabah menjalani garisnya yang tetap dianggap sebagai benalu. Ia memang tidak menerima keadaan, namun tak ada teman untuk bercerita. (hal. 127)
Dari rumah keluarga Cecep, Harna, maupun Jaya, akhirnya Yorick memutuskan untuk lepas dari hubungan kekerabatan yang ternyata tak pernah mengakrabi jiwanya. Mereka semua hanya memanfaatkannya, tak ada kasih sayang sama sekali kepadanya.
Justru di jalanan lah dia bertemu dengan banyak orang baik, seperti Pak Hasan. Saat pertama kali Yorick memutuskan untuk pergi mengepakkan sayapnya di kerasnya kehidupan, pergi dari rumah kerabatnya, Pak Harna.
Setelah tidur tak menentu di emperan toko dan berusaha mendapatkan uang ataupun makan dari orang-orang yang dibantunya, Yorick bisa berkenalan dengan Pak Hasan. Beliau hanya lulusan SMP namun bisa memiliki usaha servis komputer.
Dari Pak Hasan inilah nantinya di masa depan Yorick kecil berubah menjadi petarung kehidupan yang tangguh.
Jangan lihat penitinya, tapi lihat manfaatnya. Meskipun kecil, peniti itu besar manfaatnya. Peniti akan menusuk bila tertekan. Ia pemersatu yang terputus, perekat yang terpisah. Lalu ia akan menutup, tak menampakan diri setelah bisa menyambungkan sesuatu. ~ hal. 41
Terhenyak membaca filosofi peniti/paniti dari Mak Encum ini. Jadi menganalogikan pada seseorang yang memiliki peran penting namun tak mau menonjolkan diri. Ya, seperti Mak Encum sendiri itu, mengambil tanggung jawab merawat Yorick dan ingin Yorick menjadi bagian dari keluarga besarnya.
Rupanya, ketika dibawa ke Bandung untuk dirawat keluarganya, Mak Encum dibohongi. Keluarga besarnya yang selama ini tidak menghendaki kehadiran Yorick, dan selalu menganggap Yorick itu merepotkan Mak Encum, telah mengatakan pada sang nenek yang penuh kasih sayang itu bahwa Yorick akan menyusul ke Bandung juga dan akan disekolahkan di sana.
Setelah tahu bahwa Yorick tersia-sia sendirian di Panjalu, Mak Encum bersikeras untuk pulang. Dia ingin memperjuangkan nasib Yorick. Cucunya ini harus dianggap ada. Bagaimanapun juga Yorick berhak hidup dengan layak.
Sebenarnya apa salah Yorick hingga seluruh keluarga besarnya, terutama ayah dan ibu kandungnya tak pernah perduli padanya?
Yorick - Anak Alam yang Besar di Jalan
Jadi sedih deh ketika Mak Encum kembali jatuh sakit setelah 3 bulan kembali ke Panjalu. Memang secara fisik beliau sudah tua, ditambah harus memikirkan tentang kelangsungan hidup cucu kesayangannya.
Tak ayal sang nenek tangguh ini kembali terkapar tak berdaya. Saat hendak dirawat keluarganya lagi, Mak Encum memberi syarat, dia mau dirawat asal Yorick juga dibawa ke Bandung dan dirawat.
Harapan tinggal harapan. Lantunan doa tak putus dipanjatkan oleh nenek dan cucunya ini. Namun jatah untuk bertarung dalam kerasnya kehidupan masih harus dilakoni Yorick. Dia terpaksa berpisah dengan neneknya yang entah dirawat dimana dan oleh siapa.
Yorick harus bergonta-ganti tinggal di beberapa anggota keluarga besarnya. Bukan kasih sayang yang diterimanya. Selama dia menumpang, perlakuan buruk terus diterimanya. Harus menjadi pembantu di rumah keluarganya. Mengerjakan semua pekerjaan berat sembari berjuang untuk terus belajar di sekolah.
Ya, Yorick bersedia melakukan semua hal yang disuruh asalkan dia disekolahkan. Meski untuk itu dia harus rela bangun pagi dan berangkat setelah subuh karena sekolahnya jauh dan tidak mendapat jatah uang saku yang cukup.
Hiks... air mata saya kembali meleleh di bagian ini. 😭
Tak terbayangkan, ada anak masih kecil, di saat butuh kasih sayang dari orang tua, malah dihajar oleh kerasnya kehidupan.
Yorick berusaha tabah menjalani garisnya yang tetap dianggap sebagai benalu. Ia memang tidak menerima keadaan, namun tak ada teman untuk bercerita. (hal. 127)
Dari rumah keluarga Cecep, Harna, maupun Jaya, akhirnya Yorick memutuskan untuk lepas dari hubungan kekerabatan yang ternyata tak pernah mengakrabi jiwanya. Mereka semua hanya memanfaatkannya, tak ada kasih sayang sama sekali kepadanya.
Justru di jalanan lah dia bertemu dengan banyak orang baik, seperti Pak Hasan. Saat pertama kali Yorick memutuskan untuk pergi mengepakkan sayapnya di kerasnya kehidupan, pergi dari rumah kerabatnya, Pak Harna.
Setelah tidur tak menentu di emperan toko dan berusaha mendapatkan uang ataupun makan dari orang-orang yang dibantunya, Yorick bisa berkenalan dengan Pak Hasan. Beliau hanya lulusan SMP namun bisa memiliki usaha servis komputer.
Dari Pak Hasan inilah nantinya di masa depan Yorick kecil berubah menjadi petarung kehidupan yang tangguh.
Hatinya senyap sekali sebagai seorang anak yang beranjak remaja, tak memiliki siapa pun. Harus bertarung dengan kondisi berada di titik nadir. (hal. 153)
Tentang Novel Yorick
Saya suka sekali ketika meraba cover novel Yorick terbitan PT. Nevsky Prospekt Indonesia. Tulisan besar memampang nama Yorick serta foto adegan nenek dengan cucunya itu saat diraba terasa bertekstur, tercetak embossed.
Sangat mewah untuk suatu cover buku. Ketika dipandang akan tampak efek tiga dimensinya. Itu menurut penglihatan saya lho ya. 😉
Baru kali ini saya membaca karya Kirana Kejora. Saya suka sekali dengan pemilihan aneka diksinya yang kaya. Terlebih lagi novel ini mengangkat kisah nyata pemuda Yorick yang saat ini telah sukses memiliki kerajaan bisnis berlabel Nevsky Prospekt. Nama Nevsky diambil Yorick dari Alexander Nevsky, pejuang yang gagah berani dan pantang menyerah. Adapun Prospekt memilik arti jalan.
Nevsky Prospekt didirikan Yorick di atas pondasi keteguhan hatinya melibas semua derita sepanjang jejak kehidupannya. Jalan untuk pejuang. Perusahaan ini dibuatnya untuk berkarya bersama para sahabat yang membersamai langkah panjangnya.
Berbagai masalah, derita dan lara dilakoninya bersama para sahabatnya. Saudara tak sedarah yang dikenalnya dalam proses pendewasaan dan pematangan lelaku. Mereka yang setia merawatnya ketika Yorick terkapar muntah darah dan harus menjadi penghuni rumah sakit dalam waktu lama.
Ketika habis semua harta dan aset untuk membiayai rumah sakit, Yorick kembali harus bergumul dengan aneka usaha baru. Kembali jatuh bangun, deraan lara yang konstan hadir dalam hidupnya. Namun Yorick terus melaju, mencari cara untuk melompat makin tinggi setiap kali terjatuh.
Yorick, penyelam ulung, yang akan muncul ke permukaan setelah mutiara laut berada dalam genggaman. ~ hal. 290
Tak menyangka loh di tahun yang belum lazim orang menggunakan e-money, Yorick telah berkutat dengan orderan cryptocurrency dari Rusia. Selama empat bulan ia bagaikan orang gila di mata para sahabatnya. Hanya duduk saja di depan komputernya, jarang makan, tak mandi.
Bercanda dengan segala kode bahasa planet, Yorick terbentur dan gagal saat sedang coding. Percobaan telah dilakukannya hingga 352 kali. Pantang menyerah, seperti Thomas Alfa Edison yang baru sukses menciptakan bohlam setelah 999 kali percobaan. Dengan dibantu sahabatnya Iyan yang jago soal coding, akhirnya Yorick bisa menyelesaikan proyek besar dari kliennya di Rusia.
Proyek senilai dua milyar ini mampu mengembalikan bisnis lamanya yang sempat vakum setahun. Yorick kembali membawa sahabat-sahabatnya berlayar di lautan bisnis. Mengingat pengalaman sebelumnya mendirikan perusahaan cukup besar, yang begitu mengalami masalah langsung tenggelam bagaikan kapal besar yang tak kuat menampung beban berat, Yorick kemudian mengubah strategi bisnisnya.
Seperti apakah bisnis yang kemudian digelutinya hingga sekarang?
Bagaimana kelanjutan kisah asmaranya dengan Nevia, gadis yang sedang terluka hatinya dan tertambat langkahnya di Saint Petersburg, Rusia?
Ada baiknya teman-teman baca sendiri deh Novel Yorick ini. Nggak asyik dong tentunya kalau saya ceritakan semua. Satu kata deh yang bisa mewakili novel berbasis kisah nyata ini : luar biasa.
Setiap kali membaca novel, saya selalu larut dalam kisahnya. Netes ya netes deh air mata. Kesal ya terluap lah kesal ketika tokohnya nyebelin. Begitu juga saat menikmati Novel Yorick ini, kalbu terasa terkoyak-koyak membaca pilunya masa kecil Yorick. Namun semangat kembali bangkit dengan ribuan kekaguman atas kekuatan Yorick menghadapi segala permasalahan kehidupan.
Satu yang menjadi keresahan Yorick hingga kini, tak sempat mengucapkan terima kasih pada Mak Encum, nenek yang telah mendidiknya dengan kesederhanaan dan budi pekerti luhur. Misalkan itu terjadi pada saya, tentu juga akan hadir segunung penyesalan. Tak bisa menyenangkan ataupun sekedar mengucapkan terima kasih atas cinta, pengorbanan, dan pengajaran yang setara dengan 1000 guru kehidupan. Aaahh... Yorick. 😢
Ketulusan, kejujuran, kesederhanaan, persahabatan, semuanya teramu dengan apik dalam novel ini. Hanya saja, menurut saya penulis menjabarkan terlalu banyak kelebihan Yorick. Tapi masing-masing penulis kan memang mempunyai gaya bahasa sendiri-sendiri ya. Saya yang cenderung menyukai show don't tell sebenarnya tidak terlalu bermasalah dengan hal ini.
Yuukk.. segera aja deh adopsi novel ini. Asli, ga bakalan nyesel deh memiliki novel kece yang penuh dengan pelajaran hidup. Yorick ini tepat sempurna menggambarkan anak muda yang tangguh, cerdas, tech savvy, dan cekatan mengambil kesempatan bisnis yang menghampiri.
Pemenang sejati adalah mereka yang berani bertempur sendiri, merangkul 'musuh' yang bernama amarah, memeluk 'lawan' yang bernama dendam, lalu mengajaknya berdamai dengan cinta kasih dalam keesaan Sang Maha. ~ hal. 321
YORICK
Penulis : Kirana Kejora
Editor : Key Almira
Desain Sampul : Sidiq Yusliana
Penata Letak : Devandra Alby
Penerbit : PT. Nevsky Prospekt Indonesia
Cetakan I, 2018, 346 halaman
ISBN: 978-602-528-830-2
Sebagai orang Sunda dan ada keturunan Parahyangan Timur (Tasikmalaya Garut Ciamis Banjar) saya agak mengernyitkan dahi kok ada nama Yorick (pakai huruf C segala) untuk nama seorang anak yang berasal dari daerah. Kalau Mak Encum, cocok. Encum itu nama khas dari Panjalu. Tapi Yorick saya masih merasa asing...
ReplyDeleteBahkan Yorick sendiri saat ditanya arti namanya juga bingung lhooo...
DeleteHehehe harusnya nanya nya ke Mak Encum kali ya...
DeleteHanya Tuhan dan pengarang yang tahu :)
Wah novel ini lagi naik daun, saya sampai penasaran... Senang deh di ulas di sini:)
ReplyDeleteKepedihan hidup, kesengsaraan membuat kita semakin minder dan menanyakan kenapa tuhan tidak menjawab setiap doanya?
ReplyDeleteSengsara membuat bangkit buat berubah dan maju. Aih novel yorick banyak pelajaran hidup yang bisa di dapat dari kisah di dalam novel ini
Yesss pengen baca ni novel tapi blom dapet novelnya. .keren ya ceritanya.. penulisnya emang spesialis novel keren sih.. hahah Good Luck mbak yu..
ReplyDeleteIni novel yg banyaaaakk dibicarakan di berbagai forum.
ReplyDeleteMau ada filmnya juga kan ya. Trus ada lomba berhadiah ke Rusia atau Eropa gitu lho
--bukanbocahbiasa(dot)com--
Ini yang mau difilmkan bukan?
ReplyDeleteSempet baca di blog orang lain. Walau ga ekspektasi tinggi sama persis sama bukunya, kayaknya lebih enakan baca duluan kali ya biar mudeng
Mak encum mengingatkan pada seseorang yang viral dulu di dumay
Siapa tuh yang viral di dunia maya? aku penasaran sama filmnya nanti tokoh Yorick siapa ya
DeleteBaca reviewnya udah bikin sedih mbak, Mak Encum walaupun sudah tua & sakit-sakitan masih memikirkan Yorick yang gak punya siapa-siapa. Allhamdulillah didikan & kesabaran Mak Encum bikin Yorick bisa bertahan selama itu. AKu penasaran orangtuanya bener2 gak diceritain sampai akhir cerita mbak?
ReplyDeleteAda diceritain koq, bahkan papanya sempat mau jemput as Yorick pindah dari satu rumah ke rumah yg lain. Tapi karena porsi dlm hidup Yorick amat sedikit, aku enggak masukin ke review ini.
Deleteooh ada ya karena sedikit aja ceritanya. Masalah numpang jadi inget bapakku dulu mbak, kan tinggalnya di rumah kakaknya maklum orangtua jaman dulu kan anaknya banyak. Jadi biar bisa sekolah harus mau tinggal di lain tempat.
DeleteMbakkkkk... Bagus banget ceritanya, apalagi waktu Yorik ditinggal pergi mak Encum huhuhu... Nangis :(
ReplyDeleteMbk, beli bukunya dimana ya... Lama banget nggak baca novel, baca review ini kok pingin banget baca novel lagi.. ^^
Di Gramedia ada koq, atau via web Novel Yorick, linknya ada di postinganku ini.
DeleteYa ampun Mak, aku bacanya sampe mbrambangi. Jadi penasaran sama novelnya soalnya mirip sama apa yang pernah aku alami pas Yorick numpang² itu. 😁
ReplyDeleteDari kemarin banyak yang nulis tentang Yorick, tapi di sini aku bisa meraba lebih dekat kemalangan si tokoh. Kesuksesan nya telah menjadi muara bagi segenap penderitaan masa lalu yang seakan tak berujung.
ReplyDeleteDan peran nenek Encum yang mengantar Yorick bisa mencapai kesuksesan, menembus kegagalan. Quote nya nenek Encum keren ya, pantang mundur sebelum berperang. Noted banget ini, hal yang aku ajarkan juga pada anak-anakku
DeleteYorick segala emosi dirangkum dalam satu kumpulan kertas. Cerita novel ini suatu cerita anak didikan nenek yang berjuang untuk bisa bangkit dalam banyak hal. Penasaran sama bagian romansa nya. Jadi pengen beli novel ini segera mbak. Thanks buat ulasannya yang apik dari beberapa ulasan yang sudah saya baca.
ReplyDeleteAku jadi merasa resensi kak Uniek sudah menggambarkan keasyikan membaca novel yang bakal di film kan ini...
ReplyDeleteKehidupan Yorick ini adalah realita.
Ada.
Dan tidak ada orang sukses dengan pengorbanan seadanya.
Orang sukses pasti ada perjuangan luar biasa di balik kesuksesannya tersebut.
Yorick.
Kau keren sekali.
Itu kutipan di awal kok cewe banget, ya. Hahaha.. Akhirnya baca Yorick juga.
ReplyDeleteAku yang biasa lempeng baca buku seemosional apa pun aja kalau kebetulan pas baca ini disyut kamera bakal keliatan tuh roman mukaku berubah-ubah saking hanyutnya perasaan sama cerita yorick
DeleteKebayang-kebayang...
DeleteJadi susah berhenti yaa, kak...
Penasaran lembar per-lembar dan gak kerasa uda di penghujung kisah.
Aku juga jadi terhenyak baca review novel ini, termasuk filosofi peniti itu. Wajib beli novelnya nih.
ReplyDeleteNah aku baca lagi nih reviewnya mbak untuk yang kedua kalinya .beneran deh pengin beli :)
DeleteKarakter Yorick kuat ya mba. Nggak heran kalo penulisnya Mba Key karena novel2nya yg sebelumnya juga sebagus itu sih...
ReplyDeleteAku suka banget kisah orang2 tangguh kaya gini.kayanya aku harus pny. Ini bagus di baca anak2 lelaki ku kalo mereka sdh agak besar nanti
ReplyDeleteBuku yang memberikan banyak pesan tentang kehidupan ya, cocok banget dibaca oleh semua golongan masyarakat, bisa jadi pengingat bahwa dalam menjalanai kehidupan itu harus sabar dan tidak mudah menyerah ya mba..
ReplyDeleteBaca ini aja udah bikin kumenangis nih..keren ya ..salilut sama ketangguhannya..jd pengen bava bukunya deh hehe.
ReplyDeleteBaru membaca resensinya aja, hati kaya diaduk-aduk. Aduhhhh....ini kalo baca novelnya langsung kudu sangu kanebo nih Mbak nik. Bisa berurai air mata tenan.
ReplyDeleteJadi pensaran banget dengan novel yorick ini Mbak. Mulai dari cerita dirinya sendiri, bersama emak encum sampai dengan bisnisnya. Gimana rasanya emosi yorick itu mencabuk-cabuk pembaca ya, keren banget penulisnya mengolah berbagai permasalahan dalam satu novel
ReplyDeleteEyaampun, aku baru baca ini aja udah mbrebes mili. Di Gramedia udah adakah? Kepengen banget baca. Ada penggalan hidup yang diceritain Mbak Uniek yang mirip hidup aku. HUhuhu... kudu baca ini mah. :(((
ReplyDeleteCerita ini mau diangkat ke layar lebar kan ya, aku kayaknya mau nonton dulu filmnya. Takut kecewa. Hehehe... dari yang sudah-sudah, kalo baca dulu bukunya, pas nonton filmnya suka ada yang kurang. Nah kalo filmnya dulu, terpuaskan dengan bukunya nanti :D
DeleteCovernya tebel ya. Kelihatan banget ini novel yang luarnya aja oke. Isinya pasti oke juga dan berbobot
ReplyDeleteDari cara mba Uniek mereviewnya. Ini kayaknya novel yang sedih banget ya. Banyak muatan nilai positif yang bisa diambil oleh pembaca terutama kekuatan dan semangat Yoerick menjalani hidupnya.
ReplyDeleteNevsky. Sekilas kayak nama perusahaan luar negeri, ya. Kalau nggak karena buku dengan kearifan lokal, mungkin aku akan mikir demikian.
ReplyDeleteKalau ditilik sejarah hidupnya kayaknya ngga mungkin anak sebatang kara bisa sesukses ini, tapi Allah maha pengasih ya mba, dengan kerja keras Yorick akhirnya sukses..
ReplyDeleteSaya ikut emosi sendiri bacanya. Itu orang tua Yorick ke mana, Mbak? Terus itu keluarga Mak Encum berarti keluarganya Yorick juga, kan? Kayak Pak Cecep gitu berarti Om atau Pak De-nya Yorick, tapi kenapa mereka gitu sih ya. Issh sebel, jahat banget ama ponakan kok gitu. :(
ReplyDeleteDan bagusnya Yorick ini luar biasa mentalnya, meskipun minder karena memang dari kecil kurang kasih sayang dari ortunya. Dan bisa sukses itu luar biasa banget. Huhuhu pengen segera ke Gramed untuk membelinya.
Membaca ulasannya jadi pengen membaca lengkap ceritanya. Salut dengan tokoh yorick yang pantang menyerah. Sebuah kisah sukses perjalanan hidup anak manusia yang bagus untuk dibaca. Tfs mb...
ReplyDeletePanjalu itu kan kampung almarhum papah saya. Udah lama banget saya sekeluarga gak pulang. Ada rencana mau pulang untuk melihat rumah dan tanah setelah papah wafat. Sambil bawa novel ini kayaknya bakal asik, ya ^_^
ReplyDeletejadi penasaran pengen baca...dijual online ga sih, mba?
ReplyDeleteCover bukunya, emboss gitu pas di Yorick dan sang nenek. Wah kalau di filmkan pasti lebih seru dan menanti pasti 'pecah' di pasaran ini.
ReplyDeleteUwoow...membaca review ini saja mataku sudah berembun..bagaimana pula saat membaca langsung novelnya ya?? Hihi.. thx dik, jadi penasaran pengen baca juga nih.
ReplyDeleteDuh ngenes banget aku baca kisah masa kecilnya.... Mau nangis, baca resumenya saja. Tapi bersyukur masa lalu yang demikian mengantarkan Yorick pada kesuksesan ya Mbak....
ReplyDeleteAndai kisah dalam novel ini difilmkan mungkin seru ya mbak...sebuah kisah kehidupan yang sarat makna dan pelajaran hidup....bisa jadi pedoman siapapun yang tengah berjuang melawan kerasnya hidup. Saya juga terharu mbak membaca review-nya...Yorick dengan segala liku-liku hidupnya mampu bangkit dari keterpurukan dengan caranya sendiri.
ReplyDeleteBaca ceritanya dari postingan ini aja koq aku sedih ya. Kebayang perjuangannya Yorick. Udah lama banget aku ga baca novel.
ReplyDeleteWahhh jadi penasaran banget dengan bukunya Yorick ini, apalagi mau difilmkan yaa? Wajib baca bukunya dulu ini mah, soalnya saya biasanya lebih suka baca buku dibanding nonton filmnya.
ReplyDeleteMudah-mudahan bukunya udah ada di gramedia sini
Bukunya menarik baaget. Udaha lama ini gak baca atau beli buku. Dan setuju bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Kalau di masa muda kesulitan, saat sukses jadi lbh menghargai apa yang ada
ReplyDeleteMasya Alloh.. Itu ceritanya sgt menyentuh hati dan butuh perjuangan ya Mba. Jd pengen baca bukunya
ReplyDeleteAku tertarik bangeet deh mba baca bukunya. Ceritanya penuh warna yaaa. Thanks for the review
ReplyDeleteSaya suka penggalan-penggalan kalimat yang mbak Uniek tulis dari novel ini. Kalimat2 yang mengajarkan tentang ketangguhan dan kemampuan mengatasi emosi diri
ReplyDeleteBaca reviawnya Aja penuh perjuangan bnget ya jadi penasaran mau baca dn mau tau gimana endingnya ... Keren bngt ini
ReplyDeleteNovel ini banyak di review semua kalangan dan memang iainya menarik ya mbak... Aku baca potongan ceritanya aja kerasa banget kesannya
ReplyDeleteKeren ulasannya Mba. Aku jadi penasaran pengen baca. Harus siap2 tisu kali ya.
ReplyDeleteBuku ini banyak apengingat untuk kita ya,, yess hidup itu diawali dengan doa dan ditutup dengan rasa syukur.
ReplyDeleteNovelnya lumayan tebel ya mbak Uniek? Dr kmrn baca beberapa review, katanya novel ini emang syarat nilai2 yang bisa kita pelajari.
ReplyDeleteJd makin pengen beli. Sik blm sempet ke tokbuk :D
Ya Allah, tali batin mak encum sama yorick kuat banget. Kasian yorick ditinggal lama sendirian padahal dia masih kecil. Aku koq jd nyesek ya, huhu
ReplyDeleteBeli bukunya meski sudah banyak spoiler bertebaran
ReplyDeleteToh tetap banyak pelajaran baru yang kuperoleh setelah membacanya langsung
Keren ya perjuangannya inspiratif sekali .jd pengen baca bukunya...
ReplyDeleteSelalu khas tulisan kak Kirana Kejora
ReplyDeletepenuh dengan intrik, pelajaran, kisah menakjubkan yang bisa dipetik banyak hikmahnya
dan membuat kita banyak belajar
Peran Ayah dan Ibu penting dalam sebuah keluarga ya, aku ngga kebayang bagaimana anak tumbuh besar tanpa kehadiran orangtuanya.. Yorick ini memberikan banyak pelajaran buat kita untuk senantiasa menjalani takdir dengan optimis ya.. dan terus menyakini bahwa ini yang terbaik baginya
ReplyDeleteudah lama banget gak baca novel, baca review ini ku jadi pengen baca yorick juga.
ReplyDeleteseru ceritanya.. tapi ku kuat gak ya bacanya? sedih banget kayaknya..
Jangankan layang-layang, pabrik pun kau bisa punya. Kalimat ini sederhana, tapi efek selanjutnya bisa berlipat-lipat jadi penyemangat luar biasa. Saya penasaran banget dengan novel Yorick ini karena banyak kalimat-kalimat bagus yang saya baca dari reviewnya.
ReplyDeleteBaca kish Yorick aku jadi teringat kisah kecil bapakku, beliau dulu kasian. Yatim sejak bayi. Simbah ga punya banyak uang utk makan. Terpaksa bapak harus menggemba kambing dulu utk bisa ngumpulin utk sekolah.
ReplyDeleteBerada di titik nadir itu ga mudah ya, apalagi masih jiwa muda. Novelnya klo dari resensinya cukup memiliki pesan yang apik kepada pembaca
ReplyDeleteMata berkaca kaca baca ini. Kayak melihat masa kecil saya sendiri. Kudu baca sendiri bukunya ini mah. Buat belajar bangkit. Haha...
ReplyDeletenovel yang sarat inspirasi ya mbak, biasanya orang yang menderita lebih dulu bakal sukses di kemudian harinya, keren lah dari kisah nyata direkam jejaknya jadi novel.
ReplyDelete