Setelah menyetujui beberapa usulan pembangunan Samosir yang diajukan Bupati Rapidin Simbolon, besoknya Presiden melanjutkan kunjungan kerja ke Kabupaten Humbang Hasundutan.
Awalnya disepakati bahwa kunjungan ini semacam in cognito. Tidak perlu masyarakat tahu.Tapi ternyata di sepanjang jalan, warga ramai menyambut kedatangan Presiden dan rombongan.
Ketika kami protes kepada Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor, Pak Bupati menjawab, "Kalau di Samosir, 71 tahun, sejak Indonesia merdeka baru dikunjungi Presiden. Kalau di sini? Sejak bumi diciptakan oleh Tuhan, baru kali ini ada Presiden datang."
(Sudut Istana - hal. 83)
Siapa pun presidennya, rata-rata rakyat akan merasa bahagia saat mengetahui ada kunjungan Presiden ke wilayahnya. Seperti yang telah saya tulis di atas tadi, yang merupakan bagian dari catatan keseharian Sukardi Rinakit, Staf Khusus Presiden yang mulai mendampingi Presiden Joko Widodo sejak 5 Mei 2015.
Kita tentu penasaran ya sebenarnya apa yang dilakukan oleh Presiden Jokowi yang selama ini terekam kamera dan beredar di berbagai media itu beneran ataukah hanya pencitraan. Masak sih seorang petinggi negara benar-benar melakukan kegiatan blusukan ke berbagai daerah. Bisa jadi wilayah itu kotor, pengap, bau, becek atau bahkan amis khas daerah nelayan.
Hujan yang cukup deras mengguyur Desa Uso, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Jadwal Presiden Jokowi untuk hari itu akan diakhiri dengan pembagian Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Indonesia Sehat (KIS) di lapangan desa tersebut. Lapangan becek dan bau ikan sangat terasa. Ini memang kampung nelayan.
Begitu Presiden Jokowi sampai, beliau langsung menyalami ibu-ibu yang hadir, yang riuh menyambut Presiden. Saya lihat Pak Jokowi santai saja meskipun sepatu dan celananya kotor kena lumpur. Bahkan karena ibu-ibu itu berebut untuk salaman, saya lihat ada yang menginjak sepatu Presiden.
Tiba-tiba seorang ibu, dengan baju sederhana, yang tadi ikut berebut salaman dengan Presiden, berlari melintas cepat langsung memeluk Ibu Iriana. Padahal, maaf, ketika melintas di depan saya tadi, saya mencium baju itu itu bau ikan!
(Sukardi Rinakit, Sudut Istana - hal. 35)
Saya jadi ikut membayangkan kejadian di atas. Hampir sama dengan yang pernah saya lihat di berbagai daerah ketika Pak Jokowi berkunjung, selalu saja antusiasme masyarakat amat luar biasa untuk bisa mendekat ke beliau. Tak peduli pada Paspampres yang sepertinya siap 'menyeruduk', mereka pantang menyerah untuk bisa sekedar salaman ataupun selfie bareng presiden.
Rasa tidak percaya yang sempat saya rasakan pada 'blusukan' Pak Jokowi itu rupanya tak cuma saya yang mengalami. Bahkan keluarga dari pejabat negara pun seakan tak percaya ketika harus mengalami sendiri pengalaman tersebut.
Yang terlintas di pikiran, dengan naik pangkat dan semakin dekat pada presiden, kondisi akan jauh lebih nyaman. Namun ternyata tidak, sodara-sodaraaa... Keluarga Darmansjah Djumala, Kepala Sekretariat Presiden waktu itu, heran ketika melihat sepatu yang dikenakan beliau kena lumpur semua sepulang kunjungan kerja mendampingi presiden.
Ternyata tidak selamanya enak ada di samping beliau. Harus benar-benar ikut blusukan dan mengalami kotor yang luar biasa seperti kejadian di atas.
Selain kotor, panas, atau kehujanan, para pendamping presiden pun seringkali mengalami kelaparan saat mendampingin beliau. Kok bisa?
Berdasarkan penuturan penulis, pada setiap kunjungan kerjanya Presiden Jokowi paling cepat akan makan siang pukul 13.00. Saat meninjau lahan terbakar di Pulang Pisau Palangkaraya, para pendamping presiden yang menumpang salah satu mobil mulai merasakan lapar.
Penulis yang sudah hapal dengan kebiasaan Presiden telah siap-siap mengantungi makanan di saku celananya. Ada roti coklat di saku kiri dan ada pisang ambon di saku sebelah kanan. Kebetulan saat itu Cak Kardi (panggilan penulis) semobil dengan Kapolri, Panglima TNI dan Najwa Shihab yang ikut serta untuk liputan Mata Najwa.
Yang pertama ditawari roti coklat nan gepeng tentu saja Najwa Shihab. Lady first lah ya istilahnya. Tapi bisa dibayangin kan roti yang keluar dari saku celana tuh kayak apa bentuknya. Sudah gepeng dan tidak representatif lagi. Mana dari saku celana lagi, sungguh iyuuuhh kan? 😀
Berhubung sudah kelaparan, Kapolri dan Panglima TNI ikutan nyamber bekal Cak Kardi tersebut. Hanya Najwa Shihab yang bertahan dalam kelaparan hingga akhirnya mereka semua baru makan pas adzan Maghrib.
Saya amat menikmati berbagai catatan pendek yang ditulis oleh Sukardi Rinakit semenjak beliau menjadi Staf Khusus Presiden. Berbagai kejadian mulai dari yang lucu hingga serius dituliskannya dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Kalau tak baca buku ini, saya juga mungkin sama dengan sebagian besar netizen julid yang menganggap semua yang dilakukan Presiden Jokowi itu pencitraan belaka. Padahal sudah banyak yang dilakukan Presiden Jokowi untuk negara dan rakyat.
Buku yang berjudul Sudut Istana ini terdiri dari beberapa bagian. Bagian pertama diberi judul Catatan Kecil di Balik Blusukan. Bagian 1 ini menunjukkan apa saja behind the scene dari berbagai kegiatan kunjungan kerja Presiden Jokowi di seluruh pelosok Indonesia. Ada hal-hal lucu, konyol, dan juga mengharukan yang terangkum di bagian ini.
Bagian 2 lebih pada catatan Cak Kardi yang terkait dengan terobosan budaya yang terjadi sejak pemerintahan Presiden Jokowi. Lanjut kemudian di Bagian 3 tertulis aneka hal dengan tajuk Kamu Bisa Jadi Apa Saja.
Menurut saya, perhatian yang diberikan oleh pemerintah saat ini kepada anak muda amat luar biasa. Perkembangan dunia digital dan berbagai lingkup kerja dibuat sedemikian rupa hingga memudahkan anak jaman now untuk berkembang pesat.
Bekerja tak hanya sekedar melamar pekerjaan dan menjadi karyawan. Generasi muda jaman sekarang memiliki kesempatan mengaktualisasi diri dalam berbagai hal. Terutama dalam hal sociopreneur, pemerintah memberikan dukungan yang tak sedikit.
Di halaman 131, penulis menyebutkan bahwa untuk mendorong ekonomi rakyat, usaha kecil dan menengah serta usaha mikro, dengan caranya sendiri, Pak Jokowi ikut mempromosikan mereka. Ada sate kambing, kopi, barbershop, gorengan, mie godok, nasi goreng, sepatu, jaket, motor chopper dan masih banyak lagi. Dengan Presiden Jokowi menjadi 'bintang iklan' selama ini terbukti barang-barang tersebut diburu pembeli.
Bagian 3 buku ini terkait dengan pengembangan diri generasi muda, ada berbagai istilah baru yang saya temukan. Pembagian profesi anak muda tak lagi kaku seperti pada orde sebelumnya.
Kita bisa menjadi apa saja yang kita inginkan asalkan bisa berdaya guna. Penulis menyebutkan, anak muda bebas memilih mau menjadi apa saja. Bisa saja masuk ke golongan hero, caregiver, explorer, jester, sage, magician, ruler, lover, creator, innocence, regular guy, maupun outlaw.
Apaan tuh maksudnya?
Silakan bisa baca sendiri ya buku Sudut Istana karya Sukardi Rinakit ini. Jika selama ini banyak orang terpecah belah saling menunjuk sebagai cebong dan kampret, boleh deh baca buku ini dengan mengosongkan 'gelas' masing-masing dulu.
Yuuk berpikir dan menimbang-nimbang diri secara positif, selama ini sudah memberikan sumbang sih sebesar apa kepada negara, lingkungan sekitar, atau bahkan ke diri sendiri dulu deh.
Selama ini sudah banyak membaca apa saja, informasi bermanfaat atau justru malah rajin menyebarkan hoax?
Buku ini bisa menjadi bahan bacaan ringan ketika kita sedang selow. Tanpa bermaksud mempengaruhi, satu yang bisa saya bilang tentang buku ini. Aneka catatan kecil yang ditulis staf presiden ini membuat saya belajar untuk menjadi humanis. Mencoba menelaah berbagai hal dari aneka sudut pandang sebelum menjatuhkan 'vonis' kepada orang lain.
SUDUT ISTANA
Sukardi Rinakit
Yogyakarta: Best Publisher (Galangpress Group)
Cet. I, 2018, 150 x 210 mm; viii +286 hlm.
ISBN : 978-602-8620-XX-X
Mba uniek pinjem dong bukunya, aku belum baca nih. Kan lebih detil di buku ini ya dr dongeng cak kardi kemarin
ReplyDeleteSisi lain dari istana yang tidak banyak orang di ketahui .
ReplyDeleteCatatan dari sudut istana akan membuat kita dekat dengan orang istana
Setiap kunjungan Presiden, sambutan masyarakat selalu antisias dan saya penah menyaksikan sendiri euforia masyarakat saat Pak Jokowi berkunjung disalah satu mall di Semarang. Mbak Uniek itu buku Cak Kardi saat acara di hotel Po kemarin itu kah?
ReplyDeleteIya, betul Bundir, buku yang dibagi waktu acara kominfo itu.
DeleteBener banget, siapapun presidennya, bahkan haters presiden bakalan hepi berat kalau presiden mengunjungi daerahnya ya hehehe
ReplyDeleteKeren buku ini, jarang-jarang ada yang mau mengungkap hal-hal kecil yang ada di balik sebuah perjalanan seorang presiden :)
Suka bukunya ringan, lucu tapi bermakna dalam, makasih udah numpang baca bukunya hihihi
ReplyDeleteMenarik mba bukunya jadi penasaran behind the scene lain selama ini apalagi baru tahu itu sampe yang sudah hafal harus mengantongi roti dan pisang ambon iyuh banget bentuknya kok aku ngakak part ini yah :p
ReplyDeleteAku baper ya mba, baca tulisanmu sampai bengong, tenan. Di Gramedia ada kan ya? aku pengin baca.
ReplyDeleteKurang tau nih udah beredar di Gramedia atau belum. Buku ini dibagikan ke beberapa orang blogger yang hadir pas acara Kominfo. Cak Kardi bilang masih terbatas dicetaknya.
DeleteMbak Unieeeek aku lagi asyik2 baca langsung gagal fokus sama si Boboi Boynya :-D
ReplyDeleteAnak muda jaman sekarang harus dikaih sarana juga ya supay agak terpaku pada pekerjaan di kantoran aja
Speechless Ujame bacanya, mbak Uniek. Sisi lain ya, dari yang tidak kebanyakan orang tau. Jadi pengen baca bukunya sendiri. Di Gramedia ada gak, mbak?
ReplyDeleteLiat timeline sosmed ku penuh cebong sama kampret kak duhhmenjelang pilpres makin panas aja ya,, padahal mereka jangan saling menjatuhkan menurutku namun kita harus bertanya, sudah memberi apa untuk negara ini? . Semoga istilah cebong dan kampret ga ada lagi ya.
ReplyDeleteserunya baca buku dr sudut istana
ReplyDeleteSiapa pun presidennya, semua rakyat pasti akan senang apabila daerahnya dikunjungi presiden. Lalu seketika aku teringat saat peresmian Kawasan Industri Kendal yang dihadiri oleh Bapak Presiden.
ReplyDeleteWah pengen baca bukunya aku suka buku yg base on true story kayak gini
ReplyDeleteBaru mau nanya istilah2 jester, caregiver, dan sebagainya itu eh disuruh baca sendiri sama Mbak Uniek hehe
ReplyDeleteKelihatannya menarik bukunya.
Cak Kardi tuh tukang dongeng itu kan ya...pernah ngisi di acara kemenhub
ReplyDeleteStaf khusus presiden mba Cak Kardi itu.
DeleteDenger Cak Kardi dongeng aja aku udah takjub, apalagi kalo baca buku Sudut Istana. Pengen bacaaa, bukunya dijual di tokbuk gak sih mba?
ReplyDeleteBelum tau mba, dijual via Gramedia apa enggak ya. Kapan itu Cak Kardi bilang katanya baru dicetak terbatas.
DeleteSeru keknya baca buku Sudut Istana ini ya, Mba. Jadi serasa berada dalam istana dan mengukuti jejak presiden dari pandangan seorang Cak Kardi :)
ReplyDeleteSaat baca cuplikan isi buku, sepertinya saya suka dengan gaya tutur sang penulis, perlu banget baca buku sperti ini dari sudut pandang lain, makasih sharingnya mba uniek
ReplyDeleteRahasia langsingnu Pak Presiden ternyata ini xixixi
ReplyDeleteBtw baca ini jd tau bts trmasuk bagian roti dikantongi di celana hehehe
Mr Presiden kita memang mengagumkan.
ReplyDeleteSemoga amanah membela rakyat kecil yang membutuhkan, dijauhkan dari fitnah dan dalam lindungan Allah selalu.
Aku mau komen apa ya, lupa karena salfok Ma boboboy..hahahah
ReplyDeleteAku biasanya suka baca buku yg model gini. True story dengN gaya ringan. Pinjem dong bukunya
ReplyDeleteBaru tahu ada buku ini. Noted deh buat referensi. Kalo nemu, kudu baca nih.
ReplyDeleteMesti baca nih! Kayaknya seru ya, mba.
ReplyDeleteApalagi aku memang dasarnya suka meleleh dengan gaya tulisan yang lucu, konyol but yet mengharukan sekaligus informatif!
Bagian ini juga favoritku:
"... boleh deh baca buku ini dengan mengosongkan 'gelas' masing-masing dulu!"
(mengosongkan 'gelas')
Sukak... sukak!
Baca artikel di media massa bisa jadi ada pencitraan ya mba, tp kalau nyimak serunya obrolan keluarga jokowi di mata najwa kemarin hati aku langsung bilang ini mah bukan pencitraan. Hangat sekali pribadi jokowi dan keluarganya. Love pakde
ReplyDeleteAh Mr. President panutanquu.. penasaran isi bukunya, selama ini paling suka ngikutin perjalanan pakde dari vlog aja. Kalau baca buku pasti lebih seru lagi :)
ReplyDeleteI know exactly how it feels hehehehe., menjadi punggawa negara yang kerap bertugas dengan RI 1 dan RI 2 memang beri pengalaman luar biasa mba. Dan seruuu banget catatannya ;)
ReplyDeletePengen baca bukunya nih, penasaran ama kisah2nya selama mendampingi pak jokowi ��
ReplyDeleteMenarik sekali membaca bukuini mba. Tapi memang bener ya, aktifitas pak Jokowi tuh luar biasa. Kami yang ikut memantau dari jauh aja ngos-ngosan setiap kali beliau ke daerah. Karena pergerakannya cepet dan tiba2 sudah ada di tempat lain padahal nggak ada di agenda
ReplyDeleteAh baca postingan ini jadi sadar, udah lama banget aku ga baca buku kak.
ReplyDeleteWah mba Uniek udah nulis ajaanih. Aku baru baca sampe halaman 80. Hehe. Gara2 buku ini ak bilang ke abi kalo abi kudu bisa bikin buki serupa dengan bahasa yang sederhana tenyang keseharian anak SLB
ReplyDeleteCara mbak Uniek mengulas buku ini manis banget, siih.. Bikin penasaran. Jadi pengen baca juga. Pokoke ntar kalo ke Gramed kudu cari buku ini..
ReplyDeleteKeterbukaan informasi ya, jadinya staf khusus presiden pun buka-bukaan di dalam buku ini.
ReplyDeleteAduh saya penasaran sama istilah-istilah profesi anak zaman now itu, hehe.. menarik ya Mbak sepertinya buku ini. Pengen baca 😊
ReplyDeleteWah menarik banget angle ceritanya mba, pengin ikutan baca juga jadinya.
ReplyDeleteMenarik sekali ulasannya mba Uniek. Seru baca bukunya ya, jadi tau gimana jadi orang dekat presiden
ReplyDeletemenarik nih ambil sudut pandang dari behind the scene istana negara. Saya pernah ngobrol dengan staf presiden dari zaman Pak Harto sampai sekarang. Saya beri ide untuk dia menulis buku. Semoga yaa terwujud.
ReplyDeleteBaca reviewnya kok kek seru gitu ya hahhaa...
ReplyDeleteKasian pada kelaperan, sampai Najwa Sihab harus ikut-ikutan kelaperan :D
aku sukanya baca2 buku kesehatan sekarang mba. Melalui buku kesehatan yang dibaca saya jadi tau mitos2 tentang kesehatan yang dipercayai masyarakat. Sekarang saya jadi bisa membedakan informasi kesehatan yang saya dapat. Itu mitos atau memang fakta? Kurang lebih mirip lah dengan hoax atau ga.
ReplyDelete2 bulan terakhir sempat berkunjung ke daerah2 3T dan mendengar langsung cerita masyarakatnya tentang apa yang dibuat pemerintah sekarang. Bagaimana presiden juga mau mendatangi dan berkomunikasi langsung dengan masyarakat, pembangunan yang tidak jawasentris lagi, sungguh senang mendengar ini semua mbak. Rasanya saya jadi pengen baca buku ini juga. Penerbitnya Jogja juga kan ya, mudah dicari mesti.
ReplyDeleteReviewnya asli bikin kepengen punya buku ini. Semoga jika terpilih kembali nanti bisa bawa Indonesia lebih maju dan bermartabat, aamiin ��
ReplyDeleteSaya salut banget dengan pak Jokowi, gimana yah, menurut saya beliau ini gak sembarang presiden, dalam artian gak tanggung-tanggung kalau mau ketemu Rakyatnya dari berbagai kalangan. Waktu Penutupan Asian Games saya terharu, manakala Palu di landa gempa dan di sisi lain ada penutupan Asian games, malah beliau ada di Palu berbaur langsung dengan masyarakat, kapan lagi yah ada presiden kayak gitu gak menjaga jarak dengan rakyatnya, yah mudah2an beliau amanah, ah pengen baca buku ini biar bisa mengenal lebih dekat pak Jokowi
ReplyDeleteWow jadi penasaran ingin baca bukunya, langsung kebayang ibu iriana yg dipeluk ibu2 yg bajunya bau ikan
ReplyDeleteAda lucunya, apalagi yg pas kelaparan. Saya jadi ngebayangi Najwa Shihab ditawari roti gepeng. Lapar, tapi aah... Mending enggak hahaa..
ReplyDeleteDulu saya juga mikirnya blusukan Pak Presiden cuma pencitraan, tapi lama kelamaan, saya amati, telaah dan gak mau jadi netijen julid, saya jadi paham apa yg beliau lakukan selama ini. Benar-benar blusukan...
Saya jadi pengen beli buku ini, nampaknya ada lucu, tapi sedih, dan lain sebagainya.
AKu nih selalu suka dengan pak Jokowi, sebelum dia menjadi presiden. Bahkan dari ia waktu masih menjabat di Solo, karena pernah liputan ketempat kediamannya dulu di Solo. Masya Allah memang dasarnya pak Jokowi ini orangnya sederhana dan selalu jadi kesayangan warga di SOlo.
ReplyDeleteMbak, aku tuh masih bertanya-tanya mengapa ada boboiboi ikutan nampang di buku itu. Pas aku lagi asyik baca teksnya eh ketutupan si boboi.
ReplyDeletePenasaran jadi pengen baca bukunya. Udah ada di tokbuk belum yah?
ReplyDeletePenasaran....jadi pengen tahu seluk beluk blusukan...
ReplyDeleteEmang apapun profesi selalu ada suka duka apalagi jadi presiden..kuat mental, tahulah netizen zaman now..yg jadi pendamping kecipratan suka duka juga tuh ..
Jadi pengen baca bukunya...sudah ada d tokbuk2 kah bukunya?
ReplyDeleteJadi suka desain cover bukunya
ReplyDeleteKupikir pas baca judul, Mba Uniek lagi di Istana apa gitu.
Semoga yang baca buku ini ga sekadar baca dan asal aja melamar pekerjaan.
Aku pengin nih beli bukunya, suka banget baca buku yang isinya pengalaman perjalanan seseorang seperti ini, cuss langsung cari ahh.
ReplyDeleteAku baca buku ini sambil ngebayangin situasinya kayak apa sambil senyum2 sendiri, ternyata situai istana nggak kaku *apa tergantung siapa Presidennya, ya
ReplyDeleteBaca reviewnya saja sudah oke kebawa....jadi pingin baca cerita lengkapnya...
ReplyDeletePresiden yang suka blusukan..dan cara bicaranya yang santai
ReplyDeleteMbak-mbak semua, kini bukunya bisa dibeli di toko buku yaa...saya sudah beli dan baca...heheh ...#sekilas info#
ReplyDelete