
Teman-teman pernah nggak sih saat sedang di lampu merah, eh tiba-tiba di belakang ada yang membunyikan klakson keras-keras? Rasanya gimana tuh, pastinya kesal banget, kan?
Situasi seperti ini diangkat dengan sangat apik di dalam film thriller psikologis berjudul Unhinged yang pertama kali tayang di tahun 2020. Saya menonton film ini beberapa hari yang lalu di salah satu channel tv kabel. Agak-agak lupa nih, di CineEdge atau Superrix gitu lah nama channelnya.
Beneran bikin jantung deg-degan ketika mengikuti eskalasi ketegangan dalam film ini dalam tiap scene-nya. Hanya gara-gara kesal diklakson-in, seseorang bisa mengalami kejadian horor yang tak terbayangkan!
Nasib Buruk dan Insiden Klakson: Bom Waktu yang Meledak
Di awal film terlihat Tom Cooper (diperankan Russell Crowe) melakukan tindakan kekerasan yang mengerikan di sebuah rumah, yang kemudian saya pahami sebagai rumahnya sendiri yang baru saja disita. Adegan ini dengan jelas menggambarkan betapa labil dan berbahayanya kondisi mental Tom.
Kisah kemudian berlanjut pada hari-hari buruk yang dialami oleh Rachel Flynn (diperankan Caren Pistorius dengan sangat baik). Puyeng gara-gara perseteruannya dalam menghadapi perceraian, plus ancaman untuk dipecat kalau telat masuk kerja lagi, lengkap sudah deh nasib buruk yang dialami Rachel hari itu.
Ia terburu-buru mengantar putranya ke sekolah sekaligus menuju tempat kerjanya. Tadinya sudah mau lewat jalan normal, eeh kok kena macet. Akhirnya Rachel memutuskan untuk lewat jalan tol saja supaya lebih cepat. Nggak taunya jalan tol itu nggak kalah macetnya.
Kyle Flynn, putranya, tentu saja ikut panik. Kyle sudah sering telat gara-gara ibunya kesiangan melulu bangunnya. Maka pada salah satu titik exit tol, Rachel pun keluar dan kembali ke jalan normal.
Mimpi buruk Rachel pun dimulai ketika mobil berhenti di traffic light. Dia membunyikan klakson kepada mobil di depannya yang tidak kunjung bergerak saat lampu lalu lintas sudah hijau. Tindakan yang mungkin bagi sebagian orang dianggap wajar dalam situasi tertekan. Namanya juga lagi buru-buru booo...
Apesnya, Rachel membunyikan klakson tersebut pada pengendara mobil yang sudah berada di puncak keputusasaan dan kemarahan. Klakson Rachel ini menjadi pemicu yang menyulut bom 'emosi' pada diri Tom yang sudah siap meledak.
Ngeri juga loh saat awal-awal terlihat Tom sengaja mengikuti mobil Volvo 960 Wagon warna merah yang dikendarai oleh Rachel. Setelah melewati traffic light tadi, Tom berusaha ada di sebelah Volvo merah ini. Dia masih bertanya dengan sopan melalui jendela, mengapa dia diklakson dengan begitu keras, padahal klakson pelan-pelan saja bisa. Bahkan Tom bilang dia tadi sedang melamun karena banyak pikiran.
Rachel yang sedang kesal karena buru-buru dan sudah telat mengantar anaknya, tak mau kalah ataupun minta maaf. Dia menganggap klakson tadi wajar karena Tom tidak segera menjalankan mobilnya di saat lampu lalu lintas sudah berubah hijau.
Tindakan Rachel membunyikan klakson, yang dipicu oleh keterburu-buruan dan tekanan waktu, ndilalah kok ya pas ketemu dengan seseorang yang saat itu sedang kehilangan pekerjaan dan rumah.
Film ini memperlihatkan betapa berbahayanya ketika seseorang yang sudah berada di ambang kehancuran emosional dipicu oleh hal sekecil apapun. Ketergesaan Rachel tanpa sadar menjadi katalis bagi Tom untuk melampiaskan seluruh kemarahan dan frustrasinya.
Ini menjadi peringatan yang lebih dalam tentang betapa pentingnya kita untuk menyadari bahwa kita tidak pernah benar-benar tahu apa yang sedang dihadapi orang lain dan potensi bahaya yang mungkin tersembunyi di balik interaksi sehari-hari.
Akting Memukau Russell Crowe dan Ketegangan yang Mencekam
Salah satu hal yang membuat film ini sangat kuat menurut saya adalah akting Russell Crowe yang penuh totalitas. Crowe benar-benar menghidupkan karakter Tom. Tatapan matanya yang dingin dan kosong setelah melakukan kekerasan di awal film sudah cukup untuk membuat bulu kuduk berdiri.
Setiap gerak-geriknya setelah insiden klakson membuat kita tegang, takut dia tiba-tiba muncul di belakang Rachel dan berbuat jahat. Mimik wajahnya tuh loh sangar banget. Dengan badan yang tinggi besar dan tatapan mata yang terlihat sangat mengancam, keberadaannya sangat mengintimidasi.
Tidak heran jika banyak yang mengatakan bahwa penampilan Crowe dalam film ini adalah salah satu yang terbaik dalam kariernya. Membuat kita lupa bahwa dulu ia pernah memerankan seorang gladiator yang gagah berani. Pada film ini ia adalah personifikasi dari kemarahan dan kegilaan.
Sedangkan Caren Pistorius juga patut diacungi jempol karena berhasil memerankan sosok Rachel, sosok seorang ibu yang berada di ambang keputusasaan, masih pula harus menghadapi mimpi buruk yang tak terbayangkan. Emosi ketakutan dan keputusasaannya terasa sangat nyata dan membuat penonton ikut merasakan kengerian yang ia alami.
Sepanjang film, sutradara Derrick Borte berhasil membangun atmosfer ketegangan yang tidak memberikan ampun. Adegan-adegan kejar-kejaran dan teror disajikan dengan intens, membuat penonton terus berada di ujung kursi dan sulit untuk bernapas lega.
Selain alur cerita yang menegangkan, Unhinged juga memiliki beberapa kutipan atau ucapan yang sangat relevan dan bisa menjadi bahan perenungan kita semua tentang bagaimana seharusnya kita bersikap di jalan raya dan dalam kehidupan sosial secara umum.
"You need to learn to be civil." (Kamu perlu belajar untuk sopan.)
Ucapan tadi keluar dari mulut Tom Cooper di awal pembicaraan antar jendela mobil dengan Rachel di macetnya lalu lintas. Tom merasa klakson keras yang dilakukan Rachel sangat menjengkelkan. Mbokya tidak usah seemosi itu nglaksonnya, kira-kira begitu deh perasaan Tom.
Padahal bagi Rachel: "I just wanted you to move your car." Menurut Rachel dia hanya ingin Tom segera melajukan mobilnya agar dia bisa segera lewat dan mengejar waktu untuk sampai ke sekolah anaknya dan tempat kerjanya.
Kontradiktif kan yaaa.. di satu sisi Rachel menganggap itu hal sepele, sekadar melampiaskan kekesalan. Nggak taunya justru menjadi pemicu masalah dan menimbulkan konsekuensi yang mengerikan.
"The world is a dangerous place, Rachel. People need to be held accountable." (Dunia ini tempat yang berbahaya, Rachel. Orang-orang perlu bertanggung jawab.)
Apa yang dikatakan oleh Tom ini berlanjut dengan perilakunya menguntit Rachel kemana pun. Rachel baru menyadarinya setelah mengantar anaknya ke sekolah, dia mampir membeli bahan bakar dan beberapa barang lainnya di salah satu mini market. Begitu melihat keluar jendela mini market, terlihat mobil double cabin warna gelap yang dikendarai Tom, tampak berada di belakang mobilnya.
Tampak sekali betapa takutnya Rachel untuk keluar dari mini market. Hal ini dirasakan oleh si kasir dan salah seorang pembeli yang ada di situ. Si pembeli laki-laki ini menawarkan bantuan untuk menemaninya sampai ke mobil setelah mendengarkan cerita Rachel bahwa pengendara Ford F-250 series itu tadi adalah orang yang beradu mulut dengannya di traffic light gara-gara klakson.
Aduuuhh... jantung saya langsung berasa DEEEGGG ketika mobil Ford itu melaju kencang dan menabrak si lelaki tadi yang berusaha menghalanginya untuk menguntik Rachel. Hiks... ngeriii
Ternyata, ponsel Rachel yang tadi ditinggal di dasbor telah diambil oleh Tom, sehingga dia tau Rachel hendak kemana. Rachel ada janji dengan Andy, pengacara yang mengurus perceraiannya saat itu. Tom bergegas menuju cafe tempat Andy sudah menunggu. Dia pura-pura menjadi teman Rachel yang bilang kalau Rachel terlambat datang dan punya janji ketemu juga dengan dirinya.
Hal ini dilakukan oleh Tom untuk menggali informasi tentang Rachel dari Andy. Kecurigaan Andy pada sikap aneh Tom berakhir dengan nasib apes. Tom menganiaya Andy di kafe itu tanpa ada seorang pun berani untuk melerainya. Gimana mau misahin ya, tongkrongan Tom Cooper yang tinggi, besar dan penuh amarah itu bikin keder.
Dari situlah adegan kejar-kejaran antara Tom dan Rachel terjadi. Tom memburu Rachel kemanapun dia pergi. Bahkan adik kandung Rachel, yang saat itu ikut tinggal di rumah Rachel, tak luput dari kemurkaan Tom. Luar biasa menegangkan deh kejadian-kejadian dari awal film hingga akhir kisah.
Apa yang Tersirat dari Film Unhinged?
Meskipun dibalut dalam genre thriller yang menegangkan, Unhinged menyimpan beberapa pesan moral yang penting untuk kita renungkan:
Bahaya Kemarahan yang Tidak Terkendali
Film ini adalah representasi ekstrem dari bahaya kemarahan yang tidak terkontrol, terutama ketika dipicu oleh tekanan hidup dan masalah pribadi yang berat.
Waspada Terhadap Orang Asing
Unhinged memberikan gambaran mengerikan tentang potensi bahaya yang bisa datang dari interaksi singkat dengan orang asing, terutama ketika salah satu pihak sedang dalam kondisi emosi yang labil.
Dampak dari Tindakan yang Dianggap Sepele
Tindakan sekecil membunyikan klakson ternyata bisa menjadi pemicu rangkaian peristiwa mengerikan, mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati dalam berinteraksi dengan orang lain.
Pentingnya Kesehatan Mental
Meskipun tidak secara eksplisit dibahas, kondisi mental Tom yang jelas terganggu menjadi faktor utama dalam alur cerita ini. Film ini secara tidak langsung menyoroti pentingnya kesehatan mental dan mencari bantuan jika merasa kesulitan mengendalikan emosi.
Empati dan Sadar Situasi
Kita tidak pernah tahu beban dan masalah yang sedang dihadapi orang lain. Bersikap lebih sabar dan berempati dalam setiap interaksi dapat mencegah terjadinya konflik yang tidak diinginkan.
Apa Makna Judul Film Unhinged?
Kata unhinged dalam bahasa Inggris secara harfiah berarti "lepas dari engselnya". Namun, dalam konteks yang lebih luas dan sering digunakan, unhinged memiliki arti "tidak stabil (secara mental), gila, kehilangan kendali, atau tidak rasional".
Sepanjang film, Tom Cooper menunjukkan perilaku yang semakin tidak stabil, irasional, dan kehilangan kendali. Tindakannya yang brutal dan obsesif setelah insiden klakson menunjukkan bahwa ia sudah "lepas dari engselnya" secara mental. Tekanan hidup yang berat, kehilangan pekerjaan dan rumah, serta kemungkinan adanya masalah psikologis yang mendasarinya, membuatnya menjadi sosok yang "unhinged".
Reaksi Tom terhadap klakson Rachel sangat tidak proporsional dan jauh melampaui batas kewajaran. Kemarahannya yang meledak-ledak dan keinginannya untuk meneror Rachel secara sistematis adalah indikasi bahwa ia tidak lagi bertindak berdasarkan logika atau norma sosial yang sehat.
Kondisi "unhinged" Tom membuatnya menjadi karakter yang sangat tidak terduga dan berbahaya. Rachel dan orang-orang di sekitarnya tidak pernah tahu apa yang akan dilakukannya selanjutnya, karena tindakannya tidak didasarkan pada alasan yang rasional.
Mengapa Unhinged Layak Ditonton?
Meskipun sudah lama tayang di bioskop (2020), misalnya suatu saat Unhinged ditayangkan di salah satu channel TV yang teman-teman tonton, atau bisa juga tonton di aplikasi streaming, film ini amat layak dinikmati meskipun lapisan ketegangannya kayak nggak ada hentinya.
Unhinged bukan hanya sekadar film thriller yang akan membuat jantung penonton berdebar kencang. Dengan menampilkan latar belakang kehancuran hidup Tom Cooper, film ini menjadi pengingat yang lebih kuat tentang betapa berbahayanya pertemuan antara ketergesaan, kemarahan yang terpendam, dan kondisi mental yang tidak stabil.
Semoga saja setelah membaca review saya ini, teman-teman bisa ikut mengambil hikmahnya dan menjadi lebih bijak, penyabar, dan lebih peka terhadap kondisi emosi orang lain di sekitar kita, karena kita tidak pernah tahu "bom waktu" seperti apa yang mungkin kita picu.
No comments:
Post a Comment