Tak Harus Terus Menerus Ke Dokter Kan?


Judul buku : Anakku Sehat Tanpa Dokter
Penulis : Sugi Hartati, S.Psi
Penerbit : Stiletto Book
Cetakan pertama : April 2013
Genre : Non Fiksi - Ibu dan Anak - Kesehatan
Jumlah halaman : 187
ISBN : 978-602-7572-14-0


    Anak berusia di bawah 5 tahun kebanyakan masih memiliki daya imun yang belum sempurna. Oleh karena itu mereka akan sering sekali terserang penyakit. Kebanyakan orang tua akan segera membawanya ke dokter ataupun membeli obat-obatan bebas di apotik. Wajar kan, namanya saja orang tua, pasti tak mau anak-anaknya sakit.
    Ternyata sedikit-sedikit membawa anak ke dokter itu kurang tepat. Juga tidak pada tempatnya sering memberikan antibiotik sebagai pereda sakit kepada anak. Lho, terus gimana, masak tega melihat anaknya tersiksa oleh rasa sakit? Apa karena tingginya ongkos obat dan pemeriksaan dokter sehingga anak tak harus terus menerus ke dokter?
    Tentu saja bukan itu jawabannya. Umumnya orang tua tidak akan menghitung berapapun biaya yang harus dikeluarkan demi kesembuhan buah hatinya. Tak jarang orang tua berpindah-pindah dokter manakala si anak tak kunjung sembuh. Padahal bukan masalah dokter A lebih hebat dari dokter B. Proses kesembuhan anak memang tidak instan. Butuh waktu untuk sembuh benar. Namun seringkali orang tua sudah panik kenapa anaknya masih tergolek lemas.
    Belum lagi saat orang tua kurang memahami sebenarnya anaknya sakit apa. Yang penting pergi ke dokter dan mendapatkan obat yang 'cespleng' meskipun ongkos yang harus dikeluarkan cukup tinggi. Di buku ini secara berani penulis menyatakan bahwa ibarat sebuah bisnis perdagangan, pasien adalah tangan kesekian dalam perolehan obat sehingga mendapat obat dengan harga setinggi-tingginya (hal. 27). Juga disampaikan tentang tidak sempurnanya ilmu kedokteran yang menyebabkan fenomena coba-coba terhadap pasien. Diberi obat A tidak mempan, ganti obat B. Tak mempan lagi ganti obat C dan seterusnya. 

Setiap penyakit tidak harus selalu disembuhkan oleh dokter.
Orang tua juga dapat berpikir untuk mengusahakan bagaimana agar tetap dalam kondisi sehat sehingga tidak bergantung pada dokter.

    Ketidaksempurnaan ilmu kedokteran ini juga kualami sendiri saat si sulung pernah bolak-balik kubawa ke dokter spesialis anak. Panas dan flu tak kunjung sembuh yang dialaminya dianalisa dokter sebagai alergi boneka. Tiga minggu berikutnya kumat lagi, kubawa ke dokter yang sama, dibilang alergi udara. Giliran udah jengkel karena tak sembuh-sembuh, kubawalah si sulung ke dokter umum yang sudah senior. Hanya dengan meraba lehernya beliau tau kalau anakku kena flek. Terapi beberapa bulan dan sembuh seperti sediakala. Nah, benar kan kata sebuah iklan : buat anak kok coba-coba... 
    Penulis sangat lugas menyampaikan berbagai hal yang mampu membuat eksistensi seorang dokter harus tersingkir. Seperti ajakannya untuk menyadari adanya fakta bahwa sebagian besar penyakit disebabkan oleh makanan yang masuk ke dalam tubuh, kurangnya istirahat dan rendahnya tingkat kebersihan. Sebagai orang tua, sudah seharusnya hal tersebut menjadi prioritas dalam menjaga kesehatan putra-putrinya.
    Buku ini sangat pas dijadikan referensi bagi para orang tua modern yang kian pintar mengelola kesehatan keluarga, terutama bagi buah hatinya. Lengkap dengan penjelasan berbagai kandungan penting maupun berbahaya yang ada pada makanan. Penulis juga membagi aneka pengetahuan tentang mengenali gejala dan tanda-tanda anak sakit serta berbagai cara mengatasinya, komplit disertai menu penunjang macam rebusan kacang hijau, air tajin dan sebagainya, yang meskipun sangat sederhana namun luar biasa manfaatnya.
    So, kalau bisa menjaga kesehatan anak kita dan mengenali berbagai tanda-tanda sakit yang segera bisa diatasi sejak dini, tak harus terus menerus ke dokter kan?

doctor again??? no no... stay away from me ;)

   

Uniek Kaswarganti

Mom of two lovely kids, loves reading so much especially on fiction. She prefers listening Bobby Caldwell, Phil Collins, The Corrs and KLa Project while enjoying her loneliness.

5 comments:

  1. lah justru karena kita ke dokter itu kena vonis penyakit tertentu bulik..

    Misal sampean pas sakit di bagian perut, kalau dibiarin atau minum obat warung kan sembuh-sembuh sendiri.. Coba kalau ke dokter, pasti sampean nanti akan dikatakan menderita penyakit tertentu.. gak pernah kena tipes sekarang malah kena haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. intinya lebih baik mencegah daripada mengobati bro... klo terlanjur sakit berat ya memang harus diobati lah :)

      Delete
  2. bisa buat orang dewasa juga kan pengelolaannya?? :D

    ReplyDelete
  3. Resensinya bagus mbak. Makasih.
    Semoga memberi manfaat. Good luck!

    ReplyDelete