Tegarnya Mami Ubii


Judul Buku : Letters to Aubrey
Penulis : Grace Melia
Editor : Triani Retno A.
Proof reader : Herlina P. Dewi
Desain Cover : Teguh Santosa
Layout Isi : Deeje
Penerbit : Stiletto Book
Genre : Non fiksi - kisah inspiratif - Ibu dan Anak
Jumlah Halaman : 266
Cetakan pertama : Mei 2014
ISBN : 978-602-7572-27-0
 . 
Infeksi rubella bawaan Ubii mungkin akan membuat Mami mengorbankan pekerjaan, mengesampingkan hobi, menghabiskan waktu serta tenaga, dan membutuhkan banyak uang. Tapi itu nggak akan melunturkan cinta Mami buat Ubii. - Grace Melia, hal. 43

Memiliki anak sepertinya memang menjadi dambaan setiap orang tua, terutama bagi seorang ibu. Begitu juga yang dirasakan Grace Melia, penulis buku ini. Kedatangan sang buah hati sungguh sangat dinantinya. 


Kehadiran putri pertamanya ini sungguh membuatnya bahagia. Nama pun telah disiapkan untuk her little angel. Bayi yang lahir pada tanggal 19 Mei 2012 ini diberi nama Aubrey Naiym Kayacinta

Aubrey : penuh belas kasih
Naiym : kesukaan / kesayangan Tuhan
Kayacinta : mendapatkan banyak cinta

Dari ketiga arti nama tadi, bisa kita bayangkan betapa besar cinta sang mami (alias penulis buku ini), tentu juga cinta si papi, kepada Aubrey yang lebih akrab dipanggil Ubii di kemudian harinya. Cinta tak berbatas yang sungguh diperlukan Ubii.

Setiap anak pastinya berhak mendapatkan cinta tak berbatas kan, tidak cuma Ubii kan? 

Ya, benar. Semua anak memang berhak dicintai sepenuh hati. Namun taukah apa yang membuat Ubii menjadi spesial sehingga membutuhkan kadar cinta to the max? Sungguh, ini bukan pertanyaan bombastis. Di buku ini Mami Ubii (Grace Melia) secara detail menceritakan perjalanan hadirnya Ubii ke dunia dan segala suka dukanya dalam merawat Ubii.

Mami Ubii menceritakan bahwa sejak lahir, Ubii sudah bermasalah dengan jantungnya. Dokter mendeteksi ada suara berisik di jantung Ubii.Beliau menyarankan agar Ubii dibawa ke dokter spesialis jantung anak untuk tes Echocardiography. Dan Ubii mendapatkan tes Echo-nya saat berumur 1 bulan 17 hari (hal. 25).

Secara bertubi-tubi, Mami Ubii mendapati kenyataan bahwa putrinya ini memiliki banyak 'keistimewaan' dibandingkan anak-anak yang lain. Saat Ubii berusia 4 bulan, Mami Ubii gundah karena Ubii belum juga merespon terhadap suara.

Akhirnya bersama dengan si Papi, Mami Ubii melakukan tes kecil-kecilan dengan meletuskan balon di atas telinga Ubii saat dia sedang tertidur. Ubii ternyata tidak terbangun. Dan Ubii pun mendapatkan tes BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry) pada usia 5 bulan 10 hari. Tes ini bertujuan untuk mengetahui ambang pendengaran Ubii.


Hasil tes BERA itu membuat Mami Ubii menangis di depan dokter. Bagaimana tidak sedih, dengan hasil tes itu Mami Ubii mendapati kenyataan bahwa Ubii mengalami profound hearing loss atau kehilangan fungsi pendengaran yang berat. Ubii hanya dapat mendengarkan suara setara pesawat terbang atau suara pemotong rumput yang bising :(

Dropnya semangat Mami Ubii yang diceritakan di halaman 32 dan 33 sungguh membuat saya ikut terharu saat membacanya. Ya, saya bisa memahaminya. Saat anak saya sakit panas saja saya sudah menangis ketika melakukan kompres air hangat. Igauan anak saat demam sungguh membuat tak bisa tidur. Bukan karena terganggu, tetapi lebih pada kekhawatiran nanti anak saya akan kenapa-kenapa. Jadi, saya mencoba menempatkan diri misal saya menjadi Mami Ubii saat mengalami pukulan bertubi-tubi tadi. 

Mami Ubii sungguh tegar. Berbagai kenyataan tentang Ubii yang datang beruntun setelah tes BERA itu tak pernah mematahkan cintanya kepada Ubii. Bahkan setelah akhirnya  terungkap bahwa biang dari kebocoran jantung dan gangguan pendengaran yang dialami oleh Ubii adalah virus Rubella.

Down dan merasa bersalah sangat dirasakan oleh Mami Ubii karena telah menulari Ubii yang masih di dalam rahim. Ya, Rubella tertular ke Ubii karena Mami Ubii kurang aware tentang Rubella saat itu. Lantas, apakah anugerah sekaligus cobaan dari Tuhan itu menghempaskan Mami Ubii ke jurang penyesalan tanpa batas?

***

Berinteraksi lebih lanjut dengan Grace Melia atau lebih akrabnya saya panggil Ges, saya jadi tau lebih lanjut tentang TORCH. Ada berbagai tindakan preventif yang layak dilakukan bagi para bunda yang merencanakan kehamilan agar putra atau putrinya nanti tidak mengalami hal yang sama dengan Ubii.

Banyak orang yang masih belum tau apa itu Rubella. Saya sendiri juga kurang paham meskipun pernah mendengarnya dulu sebelum memiliki anak. Namun saya sama naifnya dengan Ges saat berpikir : ah, anak saya akan baik-baik saja. Saya kan sehat.

Buku yang ditulis Ges ini layak dibaca oleh semua orang, tak hanya bagi bunda yang mempersiapkan kehadiran buah hati saja. Siapapun harus tau informasi tentang Rubella. Banyak calon jabang bayi yang bisa dihindarkan dari serangan Rubella bila makin banyak orang yang tau apa itu Rubella dan bagaimana penanganannya agar anak yang nantinya dilahirkan tidak mengalami gangguan kesehatan yang bertubi-tubi seperti yang dialami Ubii.

Selain menulis buku ini, Ges juga aktif berbagi melalui komunitas yang dibentuknya. Rumah Ramah Rubella atau biasa disingkat RRR. Bersama RRR Ges giat menyebarkan informasi seputar Rubella. Banyak anak yang senasib dengan Ubii yang tak hanya membutuhkan perhatian ekstra, namun juga lingkungan yang bisa menerima mereka apa adanya.

Masyarakat umum perlu tau bahwa anak yang terinfeksi Rubella sebaiknya diperlakukan sama dengan anak lainnya. Jangan dianggap sebagai anak cacat. Justru anak dengan keistimewaan tersendiri seperti ini, kita layak mengacungkan semua jempol kita kepada orang tuanya. Ya, hanya orang tua yang spesial lah yang diberi karunia anak spesial juga. 

Anak Anda pernah terkena Rubella? Tidak? Nah, jangan cepat-cepat mencibir ya kepada anak-anak yang memiliki keistimewaan seperti Ubii ini. Saya sarankan untuk membaca buku ini dan temukan kekuatan cinta yang dimiliki oleh orang tua dari anak penyandang congenital rubella syndrome. Bagaimana dari satu dokter ke dokter yang lain dijalani secara marathon oleh Ges, sungguh membuat saya malu saat tersadar selama ini kurang memperhatikan kesehatan anak-anak saya sendiri.



Uniek Kaswarganti

Mom of two lovely kids, loves reading so much especially on fiction. She prefers listening Bobby Caldwell, Phil Collins, The Corrs and KLa Project while enjoying her loneliness.

8 comments:

  1. Yaa saya sangat akui ketegaran Mami Ubii... 4 Jempol buatnya...

    ReplyDelete
  2. Kagum banget ya dengan ketegaran mami Ubii. Andai aku yg berada di posisi Mami Ubii, nggak yakin deh akan kuat seperti dirinya.

    ReplyDelete
  3. Thank you Mak atas partisipasinya dalam Lomba Review #LetterstoAubrey :))

    ReplyDelete
  4. Baru tahu blog khsusunya mbak Uniek yg ini neh.

    Reviewnya lengkap Mbak, per surat kayaknya ya.

    ReplyDelete
  5. mak gesi hebat, menginspirasi banget...makasih reviewnya ya mak nik

    ReplyDelete