Dunia Renyah Si Kembar

Semesta tak bisa berdusta, itu kata saya.

Semesta ingin kumiliki, itu harapan saya. 

Dulu sempat berharap kenapa tidak terlahir sebagai kembar. Kan bisa asyik gitu seperti yang terjadi pada Epa dan Epi ini ;)

Membaca Twiries - The Freaky Twins Diaries membuat saya kembali berandai-andai. Jaman saya masih SD (dan saya yakin sekali saat saya SD, si kembar penulis buku ini belum lahir hihihii...) pernah memiliki kakak kelas kembar identik. Mereka bernama Dina dan Nina. Secara fisik benar-benar tak bisa dibedakan, suara mereka pun sama-sama ngebass. Jadi penasaran gitu gimana caranya ngebedain.

Suka mengkhayal seandainya saya terlahir kembar, pasti seru banget kalau jadi kembar identik begitu. Bisa melakukan kejahilan-kejahilan khas anak kembar. Bertukar peran dan ngerjain orang lain :) Seperti yang dilakukan Eva dan Evi sebagaimana diceritakan di dalam novel terbitan de Teens yang release bulan Mei 2014 ini.

Eva dan Evi beberapa kali melakukan kejahilan berkaitan dengan kemiripan mereka ini. Kisah yang makin seru ini didukung dengan komik yang lucu (meskipun beberapa gambar tampak menunjukkan kekerasan terselubung). Pada halaman 27 diilustrasikan Eva yang pura-pura menjadi Evi saat Icha menelepon dan ingin curhat dengan Evi. Iiiihh...jahil banget deh Eva. Coba kalau saya yang jadi Icha dan tau kalau dibohongin, pasti rasanya ingin mendeportasi Eva ke Pluto deh :p

Juga di halaman 106 saat si kembar menceritakan kisah asmara mereka. Ilustrasi yang out of the box mereka sungguh bikin terkikik. Ada Chef Juna segala dibawa-bawa loh xixixiii....

Membaca Twiries ini membuat saya menjadi semacam alien di republik Majapahit, eh maksud saya bagaikan lupa alam sekitar gitu.

Anak kedua saya, Faris, memang masih dikeloni biar bisa segera bobok. Biasanya menjelang tidur akan saya bacakan cerita anak-anak kesukaannya.

Nah iniiiii....gara-gara Twiries ini saya malah jadi terkekeh-kekeh sendiri, tak memperdulikan Faris yang sudah jemu menunggu gilirannya dan tergeletak begitu saja di karpet. Ibu macam mana saya ini :)

 Jangan dikira foto tadi hanya pencitraan saja ya, sobat ;)  Isinya bener-bener deh bikin lupa daratan. Kalau tak percaya bisa deh langsung capcus ke video trailer berikut ini :



Selain menampilkan kisah-kisah lucu Eva dan Evi sebagai anak kembar, novel ini juga memberikan beberapa quote manis semacam ini : 
  • Kami boleh lahir dari telur yang sama, tapi takdir adalah milik pribadi (hal. 107)
  • Siapapun nggak perlu menjadi anak kembar untuk punya empati.Cukup punya hati yang besar dan lapang untuk seseorang (hal. 122)
  • Tempat pulang adalah hati yang mencintai, hati yang penuh maaf, dan hati yang penuh penerimaan (hal. 136).
Adapun bagian favorit saya adalah kisah yang diilustrasikan sebagai berikut :


Kira-kira ada yang tau kenapa saya favoritkan gambar ini? *sok penting

Eva dan Evi bekerja sama untuk tetap berangkat kemping saat orang tua mereka tidak mengijinkan. Ya, mereka selalu punya partner dalam segala hal. Tak seperti saya yang dulu harus sendirian menaklukkan segala larangan bapak saat akan berangkat naik gunung. IPK di semester awal kuliah yang nyaris 'nasakom' membuat alm. bapak was-was saat akan mengijinkan saya untuk naik gunung lagi. Tapi yaaahh...eeehh... namanya panggilan hati untuk rajin bolos kuliah, eh bukan, panggilan hati untuk mencintai alam sekitar gitu, segala rintangan pun akan selalu saya terobos. Meskipun tak punya sekutu untuk mengakali segala larangan itu, toh akhirnya saya tetap bisa naik gunung tuh. Berarti saya lebih hebat dari Eva dan Evi kaaann.... *plaaaakkk

Selain gambar tadi, yang saya suka dari kisah si kembar ini adalah pada penggalan kisah ini :
  • "Cantikan mana antara Eva dan Evi". Pertanyaan ini kami nobatkan sebagai pertanyaan paling jahat di antara semua pertanyaan fenomenal untuk anak kembar cewek. Ya, saya paham benar rasanya dibanding-bandingkan. Jangankan dengan kembaran, dibandingkan dengan kakak, saudara atau teman saja rasanya sakit. 
  •  Di halaman 205 dituturkan bagaimana Eva berusaha berkomunikasi lewat tatapan mata dengan gebetannya. Sungguh membuat saya ngakak parah. Paraaahhh bener memang Eva ;)

Namun ibarat tak ada gading yang tak retak, di buku ini ada beberapa kejanggalan yang terserak *ceileh sok pake rima. 
  • Penggunaan kata "kita" di halaman 46 yang kurang tepat. Kalimatnya seperti ini : Karakter kita berdua itu memang saling melengkapi. Penekanan bercerita di bagian ini adalah Eva dan Evi sebagai 'kami', bukan mereka berdua sedang berdialog sehingga bisa menggunakan 'kita'. 
  • Ada yang sempat membuat saya bingung, ini nih contohnya di halaman 180 : Terakhir melihat Kadi saat dia kelas enam SD, pas dia main ke sekolah sebagai alumni yang berlagak sok kece. Nah, saya jadi bingung kan, masih kelas enam kok sudah alumni. 
  • Kami bertanding dengan seru. Dia terlihat terpesona oleh permainan andal saya. (cerita Evi di halaman 215). Padahal saat itu Evi sedang menceritakan seorang cowok dengan rambut ala Justin Bieber yang doyan basket. Apakah saat itu Evi sedang tanding basket dan si Justin KW itu sedang menonton? Ataukah permainan basketnya dilakukan oleh tim campuran cowok cewek? Aaaah...galau kan jadinya saya ;)

Tapi kejanggalan tadi tetap tidak mengurangi skor renyahnya dunia si kembar untuk saya. Saya tetap iri maksimal kepada mereka berdua yang selalu memiliki satu sama lain dalam hal apapun.

Kamu yang selalu tampak bersinar untukku.
Karena kamu memang serupa matahari, 
tempat kehidupanku berporos  (Eva to Evi, hal. 236)

Nah, tertarik kan dengan buku asyik ini. Hayuuk lah sok diburu di toko buku yang mudah dijangkau. Berikut ya detailnya :  



Judul Buku : Twiries - The Freaky Twin Diaries
Penulis : Eva Sri Rahayu & Evi Sri Rezeki
Penerbit : de Teens
Editor : Ainini 
Komik dan Ilustrator : Zamal Matian
Inker : Anton Gustian
Desainer Cover : Ann_Retiree
Layouter : Fitri Raharjo
Pracetak : Endang
Cetakan pertama : Mei 2014
Jumlah halaman : 303
Genre : Novel
ISBN : 978-602-255-577-3




Uniek Kaswarganti

Mom of two lovely kids, loves reading so much especially on fiction. She prefers listening Bobby Caldwell, Phil Collins, The Corrs and KLa Project while enjoying her loneliness.

12 comments:

  1. Penasaran sama bukunya pengen beli jugaaa

    ReplyDelete
  2. Ulasan buku yang menarik, Mbak :)

    ReplyDelete
  3. Kehidupan si kembar memang unik dan menarik.
    Keduanya juga cantik
    Apik resensinya
    Semoga berjaya dalam GA
    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
  4. kayak di pilem india itu si ya, nanti nikahnya bareng, pasangannya ketuker haha
    salam

    ReplyDelete
  5. Aku punya adik ipar cewek kembar.. Satu tinggal di Palembang satunya lg di Batam.. Mrk ini selalu saling merindukan..tiap hari berkirim kabar ..jarak yg memisahkan mrk seolah bukan penghalang bagi mrk utk curhat dan sharring.. Waktu SMA aku punya teman kembar, kembar cowok dan kembar cewek.. Lantas mereka pacaran.. Lucu juga lho melihat si kembar pacaran sama kembar juga.. Kira2 pernah ketuket gak ya mrk sama pasangannya? Btw, met ngontes Mak semoga sukses ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa sama2 kembar gitu ya pacarannya hihihiii... Klo Evi dan Eva sih sayangnya seleranya lain (kata mereka di buku ini looohhh)

      Delete
  6. bukunya asli keren ya maaak...sayang belum ada e-booknyaaa....nunggu kiriman dari tanah air aja deeh...nice reference :)...kebayang serunya jadi anak kembaaar...

    ReplyDelete
  7. Duh jadi gagal fokus nih!
    Mbak Uniek cerita tentang berjuang sendiri siiiiih, jadi malah ngikik mbaca perjuangan pecinta alam yang nasakom..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berarti Mba Neng berhasil saya jerumuskan dalam lembah nasakom yg mengharu biru xixixiii...

      Delete
  8. Allah memang adil mbakyu... rasanya cukup 1 uniek aja di dunia ini..ga kebayang kl ada dua hehehe...
    Reviewnya keren as always ;)

    ReplyDelete
  9. Terima kasih sudah berpartisipasi dalam "Sharing Moment with TwiRies" ^_^

    ReplyDelete