Pada Lupita Kuberkaca




Judul Buku : LUPITA - LU PIkir gua pengemis cinTA!
Penulis : Dian Kristiani
Penerbit : Bhuana Sastra (Imprint dari PT. BIP)
Penyunting : Deesis Edith Mesiani
Design cover dantata letak : Helen Lie
Ilustrasi cover : InnerChild Studio
Genre : Novel
Jumlah Halaman : 279
Cetakan pertama : 2013
ISBN 10 : 602-249-393-5
ISBN 13 : 978-602-249-393-8




Lupita. Nama yang terkesan lucu dan cute. Namun sejarah nama Lupita terlalu mencabik-cabik untuk sekedar dikatakan lucu. Lupita terlahir di saat mamanya berjuang seorang diri di ranjang persalinan pasca ditinggal pergi oleh papanya entah kemana. Sakit teramat sangat lah yang membuat sang mama meneriakkan "Lu pikir gua pengemis cinta" untuk menguatkan dirinya sendiri menghadapi perjuangan hidup tanpa suami.


Pengalaman pahit hidup mamanya itulah yang membuat Lupita terobsesi untuk mendapatkan pasangan hidup seorang bule. Pria 'lokal' dalam kamusnya adalah penghambur  kata-kata cinta yang sering menjerumuskan perempuan.

Posisi Lupita sebagai marketing manager di sebuah perusahaan manufaktur garden funiture memberinya kesempatan untuk bertemu dengan orang asing dari berbagai belahan dunia. Hal itulah yang seakan mendukung obsesinya tadi. Obsesi yang kadang-kadang diwarnai kengawuran seperti saat Lupita merasa mendapat perlakuan khusus dari Phil Loveridge, pria berahang kotak dengan body six pack dan rambut gondrong seleher, seorang retailer asal New Zealand. Lupita sudah keGRan saja dianggap girl friend. 

Virtual lover is nearly impossible.

Saat Phil tidak menanggapi dengan serius, Lupita tak berlama-lama patah hati (ya iyalah patah hati apa, jadi pacarnya saja belum hihiiii..). Sahabat lamanya, Kian, memberi nasehat kalau virtual lover is nearly impossible. Susah banget kan mempertahankan cinta berjarak ribuan kilometer. Mana Lupita juga belum pernah bertemu secara nyata dengan Phil. 

'Perburuan' cintanya kepada bule idaman membawanya ke kisah baru bersama Corey Greenwood, agency sebuah toko DIY (do it yourself) di Australia. Bermula dari hubungan bisnis, akhirnya mereka berdua menjalin kisah asmara. Kisah serius yang berujung dengan pinangan. Tentu saja Lupita bahagia luar biasa. Dream comes true.

Berakhirkah kisah di novel ini dengan happy ending? Ya, novel ini punya happy ending, tetapi bukan kebahagiaan Lupita dan prince charming bulenya. Lalu, ending-nya bagaimana donk?

***

Satu lagi novel karya Dian Kristiani yang patut saya acungi jempol. Meramu kisah biasa dengan alur cerita yang menawan. Kisah cinta yang umum terjadi di muka bumi ini. Paduan romance dan komedi sih kalau menurutku. Ada cinta yang mengharu biru, ada juga kisah konyol yang sanggup membuatku terpingkal-pingkal tanpa henti saat membacanya.

Lupita grogi luar biasa saat pertama berkenalan dengan Corey Greenwood, calon pembeli produk furniture dari kayu kwila yang diproduksi oleh perusahaan dimana Lupita bekerja. Wajah tampan dan postur 'menggetarkan' Corey membuatnya 'lupa daratan'. Parah sekali kekikukan yang dilakukan oleh Lupita.



Hahaaa...norak sekali ya Lupita. Sepanjang meeting perdananya dengan si ganteng calon buyernya itu, Lupita seakan tidak berada di dunia, melambung tinggi dengan khayalannya akan 'prince charming'nya itu. 

Corey menatapku dengan pandangan yang membuatku langsung tahu aku telah berbuat kesalahan. Sesekali, dia menggelengkan kepalanya. Dan aku pun mulai salah tingkah. Bahasa tubuhku persis seperti gadis berusia dua belas tahun yang tertangkap basah saat mencuri pandang pada cowok lima belas tahun yang tampan dan jago main basket. Tak sadar, aku menggoyang-goyangkan kaki, meremas-remas kertas, dan memilin-milin rambutku.
"Lupita, itu kertas saya! Kenapa kamu uwel-uwel?" sergah Pak Ong (bos Lupita). Matanya nanar memandang kertasnya yang sudah tak berbentuk lagi.
"Itu catatan harga bahan baku terbaru dari Perhutani," desisnya penuh amarah.
(Lupita, halaman 62)

Sungguh saya sampai terpingkal-pingkal pas bagian itu. Coba kalau saya yang mengalaminya sendiri, pasti hawanya sudah ingin menghilang dari muka bumi deh. Banyak lagi gaya bertutur lucu khas Dian Kristiani yang keluar di novel ini. Seperti saat Lupita keluar makan pertama kali dengan Corey. Demi hasrat pedekate dengan sang buyer, Lupita pasrah saja saat diajak ke restoran Jepang. Meskipun  merasa ngeri dengan aroma sushi yang amis, ditelannya saja semua makanan itu sembari berulang-ulang menenggak minuman sampai perutnya kembung. "Oh God, di saat seperti ini, aku rindu ote-ote buatan Mama?" Hihihiii... 

Akhirnya Lupita sukses mendapatkan cinta Corey. Bukan lagi situasi di-PHP-in seperti saat Lupita naksir Phil dulu. Corey benar-benar mencintai Lupita dan berniat mengajaknya menikah. Cincin emas putih bermatakan batu ruby dipersembahkan Corey padanya saat mereka berada di Singapore Flyer, tanda pengikat cinta mereka. Ya, Corey melamarnya. 


Tentu saja hal ini amat membahagiakan Lupita. Namun tidak bagi mamanya. Mamanya tidak mau Lupita menikah dengan Corey untuk kemudian bermukim di Australia. Sang mama tak mau ditinggalkan begitu saja setelah merawatnya penuh perjuangan sejak kecil. Sungguh polemik luar biasa bagi Lupita.

Di sinilah kepiawaian penulis membetot-betot perasaan amat terlihat. Dari tergelak-gelak geli dengan berbagai kelucuan seperti tersebut di atas, pembaca kemudian dibawa ke berbagai sesi mengharu biru. 

Kasih ibu, kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa.
Hanya memberi, tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia

Terus terang saya jadi berkaca-kaca saat Lupita berdialog dengan dirinya sendiri. Haruskah dia memutuskan untuk tetap menikah dengan Corey, dan itu berarti meninggalkan mamanya di Indonesia, atau harus berkorban perasaan dengan melupakan Corey sang prince charming.

Novel ini memiliki ending yang sebenarnya sudah saya curigai akan terjadi sejak membaca judul di halaman 33.

Namun seiring dengan perjalanan cerita yang sangat memikat, saya lupa akan kecurigaan tadi. Terus, gimana endingnya. Yeayyy... baca sendiri dong. Keren deh. 

Selain alur ceritanya yang tidak membosankan, saya benar-benar tidak menemukan typo di novel ini. Semoga saja bukan mata saya yang siwer ya heheee... Iya, kadang-kadang kalau novel kebanyakan typo jadi menurunkan 'mood' membaca. Setali tiga uang dengan buku sebelumnya yang berjudul I'm (not) Perfect, si typo ini kayaknya jauh-jauh dari karya ce Dian. All thumbs up for the editor :)

Jika aku meninggalkan Mama, dia tak akan bisa mencari anak lain. Siapa yang mau menjadi anak wanita tua bawel seperti itu? Siapa yang tahan mendengar repekan dan omelannya? Siapa yang tahan melihatnya memakai celana panjang hitam yang sama? Siapa yang tahan bau bawang dan seledri yang selalu tercium dari tubuhnya?

Kurasa tak ada. Hanya aku!
Hanya aku yang bisa menjadi anak Mama.
Hanya aku yang bisa mengerti Mama.
Hanya aku harapan Mama.

Ayo, coba kita mencoba jujur pada diri sendiri, pernahkah memikirkan mama / ibu kita saat sedang senang. Maunya senang sendiri kan, lupa pada ibu. Saat membaca Lupita ini saya juga serasa tertampar. Saya hanya ingat ibu di saat susah. Saat bingung mau nitipin anak ke siapa pada waktu akan pergi berdua dengan suami, ingat ibu. Saat sakit parah dan suami ke luar kota, ingatnya ibu. Tapi saat menang lomba blog dan mendapatkan uang, siapa coba yang saya pikirkan? Yang jelas bukan ibu. Keterlaluan kan? :(

Sungguh, novel Lupita ini membuatku berkaca berulang-ulang, sudah pantaskah selama ini apa yang saya lakukan untuk ibu. Meskipun isi novel tentang kisah percintaan, nilai keagungan seorang ibu lah yang justru menancap di memori saya. Thanks Ce Dian sudah mengingatkanku.




Judul buku : CINEUS
Penulis :Evi Sri Rezeki
Penerbit : teen@noura
Genre : Novel Remaja
Jumlah halaman : 304
ISBN : 9 - See more at: http://resensibuku-uniek.blogspot.com/2013/12/cineus-saat-ambisi-dan-gengsi.html#sthash.LMSxqKPi.dpuf
Judul buku : CINEUS
Penulis :Evi Sri Rezeki
Penerbit : teen@noura
Genre : Novel Remaja
Jumlah halaman : 304
ISBN : 9 - See more at: http://resensibuku-uniek.blogspot.com/2013/12/cineus-saat-ambisi-dan-gengsi.html#sthash.LMSxqKPi.dpuf

Uniek Kaswarganti

Mom of two lovely kids, loves reading so much especially on fiction. She prefers listening Bobby Caldwell, Phil Collins, The Corrs and KLa Project while enjoying her loneliness.

11 comments:

  1. Waaaa mak... jadi pengen baca ni novel. Aku juga suka awkward gitu mak kayak si lupita. Untung sekarang mah udah gaperlu awkward2an lagi *yaiyalaaah kan uda nikah xD

    ReplyDelete
  2. Punyaku beluuum...besok ah, biasa mefet Dl:)

    ReplyDelete
  3. Huaaaa... dua paragraf terakhir bikin aku berasa ditampar. Hiks...
    jadi begitu ya isi buku ini. Jadi penasaran juga. Cari aaaaah.
    TFS, Maaak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bukan, Mak Nia, bukan begitu isi bukunya. Ini kan 'bookmark' untukku pribadi. Kalau novelnya sih lebih tentang kisah percintaan Lupita dengan 'prince charming'nya :)

      Delete
  4. Nama Ibu?
    Paling diingatnya saat sedang susah saja, semisal butuh uang..
    Tak lain dan tak bukan, ibulah yang selalu diingat.. :)

    ReplyDelete
  5. Novel nya lucu nih Kyanya, jd pgn baca.. Cari ahh.. Thanks Mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, recomended nih Dekmun, apalagi penulisnya juga tinggal di Sidoarjo, gampang banget klo dirimu mau booksigning :)

      Delete
  6. hmM.. novelnya bikin penasaran sob.. kenapa nggak sampai akhir sih critanya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau sampai habis kan bukan review namanya Pak / Bu hehehee... Ayok diburu aja nih novelnya. Selamat membaca :)

      Delete
  7. Waaah..., jadi kepengen mbaca secara langsung gimana Lupita bisa mendapatkan cinta Corey, hehe...

    ReplyDelete